Penyandang Disabilitas di Korea Utara Berisiko Terdampak Sanksi Internasional
SEOUL, iNews.id - Warga Korea Utara (Korut) yang memiliki disabilitas berisiko terkena dampak dari sanksi-sanksi internasional yang bertujuan membatasi program senjata pemusnah massal di negara itu.
Sejumlah kelompok bantuan kemanusiaan yang menyediakan dukungan medis, pendidikan, dan material kepada orang-orang dengan gangguan fisik, sensorik, dan perkembangan lain mengatakan, sanksi-sanksi PBB serta kampanye tekanan maksimum pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, membatasi kemampuan mereka melakukan kegiatan di Korut.
Di tengah berbagai batasan itu, sebagian LSM meninggalkan program mereka.
Berbagai sumber yang terlibat dalam penyaluran bantuan mengatakan kepada VOA, Humanity & Inclusion (HI) menghentikan operasi di Korea Utara.
Organisasi Prancis/Belgia itu, yang juga dijuluki Handicap International, sebelumnya aktif di negara itu sejak 2001. Menurut situsnya, LSM itu bekerja sama dengan Federasi Korea untuk Perlindungan Penyandang Cacat.
HI menolak menjawab pertanyaan VOA yang meminta konfirmasi.
Minimnya transparansi pemerintah Korut dan keengganan banyak LSM untuk membahas pekerjaan mereka secara terbuka, menyulitkan pihak luar untuk memahami situasi sepenuhnya.
Editor: Nathania Riris Michico