Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Makin Panas! Trump Ancam Elon Musk jika Menyeberang ke Partai Demokrat
Advertisement . Scroll to see content

Penyebab Kerusuhan di Los Angeles, Krisis Imigran hingga Spekulasi Motif Politik Trump

Selasa, 10 Juni 2025 - 03:01:00 WIB
Penyebab Kerusuhan di Los Angeles, Krisis Imigran hingga Spekulasi Motif Politik Trump
Los Angeles, salah satu kota metropolitan terbesar di AS, kembali menjadi sorotan dunia internasional terkait kerusuhan besar sejak Jumat pekan lalu (Foto: AP)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Los Angeles, salah satu kota metropolitan terbesar di Amerika Serikat, kembali menjadi sorotan dunia internasional setelah kerusuhan besar sejak awal Juni 2025. 

Pemicu utama kerusuhan ini adalah operasi besar-besaran yang dilakukan Imigrasi dan Bea Cukai AS (ICE) terhadap para imigran ilegal di wilayah tersebut, sebagai bagian dari kebijakan keras Presiden Donald Trump dalam menangani isu imigrasi.

Operasi Penangkapan dan Reaksi Publik

Kerusuhan mulai pecah pada Jumat (6/6/2025) setelah petugas ICE menangkap puluhan imigran di berbagai lokasi di Los Angeles County, termasuk kota Los Angeles, Paramount, dan sekitarnya. Operasi ini segera memicu kemarahan publik, terutama komunitas imigran dan aktivis hak asasi manusia (HAM). 

Demonstrasi yang awalnya berlangsung damai, dengan cepat berubah menjadi bentrokan setelah aparat kepolisian dan ICE menggunakan gas air mata dan granat kejut untuk membubarkan massa.

Situasi semakin memanas ketika media melaporkan insiden kekerasan, termasuk penembakan jurnalis asing dengan peluru karet oleh polisi saat meliput demonstrasi. 

Peristiwa ini menimbulkan kecaman dari masyarakat internasional dan memperburuk ketegangan di lapangan.

Trump Kerahkan Pasukan Garda Nasional

Menanggapi eskalasi kekerasan, Presiden Donald Trump mengeluarkan perintah pengerahan 2.000 personel Garda Nasional ke Los Angeles. Ia menyebut tindakan ini sebagai langkah untuk "menghentikan invasi penjahat ilegal ke Amerika Serikat". 

Bahkan Trump tidak menutup kemungkinan mengerahkan Korps Marinir AS jika kondisi memburuk.

Namun, langkah tersebut memicu kritik tajam dari Gubernur California Gavin Newsom dan Wali Kota Los Angeles Karen Bass, yang menilai tindakan pemerintah federal sebagai upaya politisasi dan provokasi terhadap warga. 
Newsom menyebut pengerahan pasukan sebagai pelanggaran hukum dan kedaulatan negara bagian, dan meminta agar kendali pasukan dikembalikan ke pemerintah California.

Ketegangan Politik dan Tuduhan Politisasi

Kerusuhan di Los Angeles tidak bisa dilepaskan dari konteks politik yang lebih luas. Pemerintahan Trump, yang selama ini memiliki hubungan tegang dengan otoritas Demokrat di California, dianggap sengaja menjadikan operasi imigrasi ini sebagai ajang unjuk kekuatan. 

Kebijakan pemotongan dana federal ke California, pembatalan proyek penanggulangan bencana, serta kritik terhadap penanganan kebakaran hutan, mempertegas adanya ketegangan antara pemerintah pusat dan negara bagian.

Sebaliknya, para pejabat federal menyebut para demonstran sebagai perusuh dan menyalahkan kepemimpinan lokal atas kerusuhan. Menteri Keamanan Dalam Negeri Kristi Noem menyalahkan Gubernur Newsom atas kerusakan yang terjadi, termasuk pembakaran kendaraan, pelemparan bom molotov, dan serangan terhadap petugas.

Titik Panas Kerusuhan

Wilayah Paramount dan sekitar Compton menjadi titik paling parah dalam kerusuhan ini. Laporan menyebutkan adanya pembakaran kendaraan, pelemparan batu dan benda keras ke arah petugas, serta bentrokan di sekitar pusat penahanan federal. Sementara di pusat kota Los Angeles, demonstrasi relatif lebih terkendali dan damai pada hari-hari selanjutnya.

Kerusuhan di Los Angeles merupakan hasil dari gabungan faktor kebijakan keras imigrasi, reaksi publik atas tindakan represif aparat, dan konflik politik antara pemerintah federal dan negara bagian. 

Pengerahan militer untuk menangani demonstrasi sipil menuai kritik luas, karena dinilai berlebihan dan justru memperburuk suasana.

Peristiwa ini memperlihatkan betapa rapuhnya stabilitas sosial di tengah ketegangan politik dan isu hak asasi manusia, khususnya menyangkut perlakuan terhadap imigran di Amerika Serikat.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut