Perang Baru Hamas, Lawan Kelompok Bersenjata Perampok Bantuan Kemanusiaan Gaza
 
                 
                KAIRO, iNews.id - Setelah gencatan senjata dengan Israel mulai berlaku pekan lalu, Gaza seolah bernapas lega dari dentuman bom dan serangan udara. Namun ketenangan itu tak berlangsung lama.
Kini, para pejuang Hamas justru menghadapi musuh baru, geng-geng kriminal bersenjata yang merampok bantuan kemanusiaan dan menebar teror di wilayah yang baru saja dilanda perang.
 
                                Selama beberapa hari terakhir, pejuang Hamas kembali muncul ke permukaan dengan seragam tempur lengkap dan wajah tertutup. Tapi kali ini bukan untuk menghadapi tentara Israel, melainkan menumpas kelompok-kelompok bersenjata yang disebut telah merampok bantuan bagi warga Gaza.
Warga Gaza menyambut baik kemunculan para pejuang tersebut. Banyak yang meyakini geng kriminal itu bukan sekadar pelaku kejahatan biasa, melainkan kelompok bayaran yang sengaja diciptakan untuk merusak stabilitas Gaza.
 
                                        “Mereka dibayar oleh penjajah Israel untuk menebar kekacauan,” ujar salah satu warga Gaza.
Bantuan Jadi Sasaran Baru
 
                                        Sejumlah laporan menyebutkan, geng-geng bersenjata itu menjarah bantuan kemanusiaan yang dikirim lembaga internasional selama masa gencatan senjata. Dalam kejadian serupa sebelumnya, para penjarah juga menyerang truk bantuan di kawasan perbatasan dan bahkan membunuh sopir.
Nahed Sheheiber, ketua serikat pengemudi truk swasta di Gaza, mengatakan geng-geng tersebut beroperasi di zona merah, wilayah yang sebelumnya diperintahkan Israel untuk dikosongkan.
“Mereka menjarah bantuan dan membunuh orang-orang di bawah perlindungan penjajah,” ujarnya, seperti dikutip dari Associated Press (AS).
Bentrok di Tengah Damai
Selama akhir pekan lalu, bentrokan pecah di Kota Gaza antara pejuang Hamas dan kelompok bersenjata yang berafiliasi dengan keluarga Doghmush. Pertempuran terjadi setelah pembunuhan terhadap anggota Hamas, Mohammed Aqel, yang diduga dilakukan oleh kelompok tersebut.
Keluarga korban menyatakan Aqel diculik, dirampok, lalu dibunuh oleh milisi lokal. Insiden ini langsung memicu operasi balasan oleh Hamas untuk menumpas geng tersebut.
Situasi ini menambah kerumitan di tengah upaya menjaga gencatan senjata. Dalam proposal damai yang diajukan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Hamas diminta untuk melucuti senjata, namun kondisi keamanan yang belum stabil membuat hal itu hampir mustahil dilakukan.
Trump: Hamas Harus Meletakkan Senjata
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengakui, operasi bersenjata oleh Hamas melawan geng kriminal, bahkan menyebut beberapa eksekusi dilakukan terhadap pelaku kejahatan.
“Sejujurnya, itu tidak terlalu mengganggu saya,” ujarnya, meski tetap menegaskan tuntutannya agar Hamas meletakkan senjata.
“Mereka akan dilucuti. Jika tidak, kami yang akan melakukannya, dan itu akan terjadi cepat, bahkan mungkin dengan kekerasan,” kata Trump, menambahkan.
Editor: Anton Suhartono