Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Isi Surat Orang Tua Predator Seks Reynhard Sinaga untuk Prabowo, Permintaannya Terungkap
Advertisement . Scroll to see content

Perempuan Inggris yang Diracun Zat Kimia Novichok Meninggal

Senin, 09 Juli 2018 - 09:25:00 WIB
Perempuan Inggris yang Diracun Zat Kimia Novichok Meninggal
Dawn Sturgess (44) meninggal setelah terpapar Novichok pada 30 Juni di Amesbury, Inggris. (Foto: doc. Twitter)
Advertisement . Scroll to see content

LONDON (Reuters) - Seorang perempuan Inggris meninggal setelah mengalami kritis akibat diracun zat kimia pelumpuh saraf Novichok. Zat ini juga digunakan untuk menyerang mantan mata-mata Rusia, Sergei Skripal, pada Maret.

Perempuan tersebut dilaporkan meninggal pada Minggu (8/7/2018).

Dawn Sturgess (44) meninggal setelah terpapar Novichok pada 30 Juni di Amesbury, Inggris. Tempat itu hanya beberapa kilometer dari lokasi Skripal dan putrinya, Yulia, diserang dengan racun yang sama empat bulan lalu.

Perdana Menteri Theresa May juga menyatakan terkejut atas kabar tersebut. Menteri Dalam Negeri menegaskan jajarannya akan mengungkap kasus ini.

"Berita yang sangat menyedihkan. Ini akan memperkuat tekad kami untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi," kata Menteri Dalam Negeri Inggris, Sajid Javid, seperti dilaporkan Reuters, Senin (9/7/2018).

Polisi Inggris menyebut, kematian Sturgess diselidiki sebagai pembunuhan.

Kepala Kepolisian Anti-Terorisme Inggris, Neil Basu, mengatakan Sturgess merupakan seorang ibu dari tiga anak yang meninggal karena tindakan jahat.

"Dia meninggal sebagai akibat dari tindakan yang keterlaluan, sembrono, dan biadab," ujar Basu.

Polisi menyelidiki bagaimana Sturgess dan seorang pria berusia 45 tahun, Charlie Rowley, beinteraksi dengan barang yang terkontaminasi Novichok.
Rowley masih dalam kondisi kritis di rumah sakit.

Zat kimia itu dikembangkan oleh militer Soviet selama Perang Dingin.

Serangan terhadap Skripal memicu ketegangan antara Rusia dan Inggris sejak Perang Dingin. Inggris menuduh Rusia bertanggung jawab atas serangan Skripal.

Dampak dari ketegangan itu, Inggris mengusir puluhan diplomat Rusia, diikuti oleh beberapa negara Eropa. Moskow membalas dengan mengusir para diplomat Barat.

Serangan atas Skripal yang terjadi pada Maret lalu merupakan penggunaan senjata kimia pertama di Eropa yang diketahui sejak Perang Dunia II.


Rusia membantah terlibat dalam kasus Skripal dan menuduh Inggris memicu provokasi anti-Moskow.

Editor: Nathania Riris Michico

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut