Perempuan Italia Dideportasi dari Israel, Diduga Terlibat Kelompok Militan
YERUSALEM, iNews.id - Israel telah mendeportasi seorang perempuan Italia yang ditahan dalam penggerebekan militer di daerah Bethlehem, Tepi Barat yang diduduki.
"Stefania Costantini ditangkap hari Senin selama serbuan pasukan Israel ke kamp pengungsi Dheisheh, di Tepi Barat selatan," kata badan keamanan dalam negeri Israel, Shin Bet, Selasa (17/1/2023).
Sebelumnya, seorang anak laki-laki berusia 14 tahun ditembak mati oleh pasukan Israel selama penggerebekan. Tentara mengatakan, pasukan melepaskan tembakan ketika penduduk melemparkan bom molotov dan senjata lain ke arah mereka.
Shin Bet mengatakan, Costantini tiba dengan visa turis pada bulan Mei. Dia dicurigai terlibat dalam kelompok militan Front Populer Kiri untuk Pembebasan Palestina (PFLP).
"Costantini dipanggil pada September 2022 untuk diinterogasi oleh Shin Bet, tetapi dia tidak melapor (kepada pihak berwenang) dan bahkan melanjutkan kegiatannya untuk organisasi teroris," kata badan tersebut dalam sebuah pernyataan.
PFLP telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa.
Setelah penangkapan Costantini pada Senin, dia diserahkan ke Otoritas Kependudukan dan Imigrasi Israel. Perempuan itu dideportasi pada hari yang sama.
Kantor berita Italia ANSA mengatakan Costantini berusia sekitar 50 tahun. Pengusirannya terjadi pada hari yang sama ketika Menteri Luar Negeri Italia, Antonio Tajani berbicara melalui telepon dengan mitranya dari Israel, Eli Cohen.
Keduanya tidak menyebutkan kasus Costantini dalam pernyataan mereka tentang panggilan telepon tersebut.
Penyerangan mematikan di Dheisheh menambah jumlah warga Palestina yang tewas di Tepi Barat menjadi 14 orang selama bulan ini. Korban tewas termasuk warga sipil dan pejuang. Mayoritas korban ditembak mati oleh pasukan Israel.
Editor: Umaya Khusniah