Pertama Kali, Para Menlu Negara-Negara Uni Eropa Kumpul di Ukraina

BRUSSELS, iNews.id - Para menteri luar negeri (menlu) negara-negara Uni Eropa menggelar pertemuan di Kiev, Ukraina, Senin (2/10/2023). Ini merupakan kali pertama pertemuan menlu Uni Eropa digelar di negara bukan anggota.

Diplomat senior Uni Eropa Josep Borrell mengatakan, pertemuan ini dianggap penting karena masa depan Ukraina akan menjadi tanggung jawab Uni Eropa. Itulah alasannya pertemuan digelar di negara yang sudah berperang melawan invasi Rusia tersebut.

Baca Juga

10 Pangkalan Militer Rahasia di Dunia, dari Bawah Tanah hingga Tersembunyi di Wilayah Antah Berantah

“Hari ini saya mengadakan pertemuan dengan para menteri luar negeri UE di Kiev, pertemuan pertama 27 negara anggota di luar UE,” kata Borrell, dalam posting-an di X, sebelumnya dikenal sebagai Twitter.

“Masa depan Ukraina berada di UE,” ujar kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa itu, menegaskan.

Baca Juga

Sekutu AS Khawatir Bantuan Militer untuk Ukraina Tak Cukup untuk Lawan Rusia

Sebelumnya Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Jerman menyatakan Menlu Annalena Baerbock juga telah tiba di Kiev.

Borrell pada Minggu mengatakan, Uni Eropa mengalokasikan 85 miliar euro atau sekitar Rp1.400 triliun untuk membantu Ukraina. Sebanyak lebih dari 25 miliar euro di antaranya telah diberikan dalam bentuk bantuan militer.

Baca Juga

Inggris Pertimbangkan Kirim Pasukan ke Ukraina, untuk Apa?

“Dukungan militer kami ke Ukraina telah mencapai angka 25 miliar euro. Secara keseluruhan, bantuan militer, sipil, kemanusiaan, telah mencapai angka 85 miliar euro, yang merupakan jumlah tertinggi di dunia,” kata Borrell.

Rusia mengecam pasokan militer asing ke Ukraina. Pada April 2022, Rusia mengirim nota diplomatik ke seluruh negara NATO terkair pasokan senjata ke Ukraina. 

Baca Juga

Duta Besar Uni Eropa untuk Palestina Terbang di Atas Gaza, Israel Meradang

Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov memperingatkan setiap kargo berisi senjata bantuan untuk Ukraina akan menjadi target yang sah bagi Rusia.

Editor: Anton Suhartono