Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Clarissa Tanoesoedibjo Ungkap Rapimnas Kadin 2025 Berjalan Sukses, Peserta Tembus 1.000 Orang
Advertisement . Scroll to see content

Pertama Kali sejak Ambil Alih Pemerintahan, Taliban Akan Bertamu ke Eropa

Jumat, 21 Januari 2022 - 20:08:00 WIB
Pertama Kali sejak Ambil Alih Pemerintahan, Taliban Akan Bertamu ke Eropa
Taliban akan bertemu dengan pemerintah Norwegia minggu depan. (Foto: Ist)
Advertisement . Scroll to see content

OSLO, iNews.id - Taliban akan bertemu dengan pemerintah Norwegia minggu depan. Ini akan menjadi kali pertama sejak Taliban mengambil alih negara itu Agustus lalu, mereka bertemu di Eropa.

Dalam pertemuan itu, rencananya juga akan dihadiri beberapa negara sekutu, aktivis masyarakat sipil dan pembela hak asasi manusia dari Afghanistan. Namun belum diketahui siapa dari pihak Taliban yang akan menghadiri pertemuan tersebut.

Kementerian Luar Negeri Norwegia pada Jumat lalu mengatakan, mereka telah mengundang perwakilan Taliban ke Oslo pada 23-25 Januari. 

Sebelumnya Taliban melakukan perjalanan ke Rusia, Iran, Qatar dan Pakistan. 

"Kami sangat prihatin dengan situasi serius di Afghanistan. Ada bencana kemanusiaan skala besar menimpa jutaan orang di negara ini," kata Menteri Luar Negeri Norwegia, Anniken Huitfeldt.

Dia menekankan, pertemuan itu bukan legitimasi atau pengakuan terhadap Taliban. Namun dia merasa pemerintahnnya harus berbicara dengan mereka yang dalam praktiknya memerintah negara saat ini.

“Kita tidak bisa membiarkan situasi politik mengarah pada bencana kemanusiaan yang lebih buruk lagi,” katanya.

Kementerian Luar Negeri mengatakan, pertemuan delegasi Taliban juga akan mencakup warga Afghanistan dengan berbagai latar belakang dan bidang, termasuk pemimpin perempuan, jurnalis, dan orang-orang yang bekerja dalam masalah hak asasi manusia dan kemanusiaan, ekonomi, sosial dan politik.

Dikatakan, awal pekan ini, delegasi Norwegia mengunjungi Kabul untuk membicarakan situasi kemanusiaan yang genting di negara itu.

Kantor berita Norwegia NTB mengatakan, Taliban sebelumnya telah mengambil bagian dalam pembicaraan rahasia di Norwegia ketika perdana menteri, Jonas Gahr Støre masih menjabat sebagai menteri luar negeri tahun 2005-2012.

Harian VG mengatakan bahwa satu-satunya masalah terpenting dalam pembicaraan yang akan berlangsung minggu depan adalah krisis kemanusiaan di Afghanistan.

Kementerian Luar Negeri di Oslo mengatakan, Afghanistan sedang mengalami kekeringan, pandemi, keruntuhan ekonomi dan dampak konflik bertahun-tahun. Menurut mereka, sekitar 24 juta orang mengalami kerawanan pangan akut dan tidak yakin bagaimana memperoleh pangan yang cukup. Dilaporkan bahwa 1 juta anak mungkin meninggal karena kelaparan.

PBB memperkirakan, kelaparan akan mempengaruhi lebih dari setengah populasi musim dingin ini. Sekitar 97 persen dari populasi mungkin jatuh di bawah garis kemiskinan tahun ini.

“Norwegia terus terlibat dalam dialog dengan Taliban untuk mempromosikan hak asasi manusia, partisipasi perempuan dalam masyarakat, dan untuk memperkuat upaya kemanusiaan dan ekonomi di Afghanistan untuk mendukung rakyat Afghanistan,” kata Kementerian Luar Negeri dalam sebuah pernyataan.

Menurut Kementerian Luar Negeri Norwegia, negara Skandinavia yang menjadi rumah bagi Hadiah Nobel Perdamaian itu pada masa lalu telah terlibat dalam upaya perdamaian di sejumlah negara, antara lain Mozambik, Afghanistan, Venezuela, Kolombia, Filipina, Israel, dan Wilayah Palestina. , Suriah, Myanmar, Somalia, Sri Lanka, dan Sudan Selatan.

Editor: Umaya Khusniah

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut