Perusahaan Biofarmasi Jepang Produksi Obat Covid-19 dari Plasma Darah
TOKYO, iNews.id - Perusahaan biofarmasi Jepang, Grup Takeda Pharmaceutical, mulai melakukan produksi sambil uji klinis tahap tiga untuk mengetahui keampuhan obat Covid-19 dari plasma darah.
Grup yang dikenal dengan nama CoVlg Plasma Alliance mendaftarkan pasien pertamanya dalam uji klinis Tahap 3 pada Jumat kemarin setelah tertunda selama berbulan-bulan.
Takeda berencana mendaftarkan 500 pasien dewasa dari Amerika Serikat, Meksiko serta 167 negara lainnya dan berharap mendapatkan hasilnya akhir tahun ini.
"Peluang untuk berhasil sangat tinggi," kata CEO Grup Takeda Pharmaceutical, Christopher Weber.
"Dan itulah alasannya kami meluncurkan kampanye agar mempercepat donasi plasma konvalesen untuk membuat sekaligus memproduksi produk ini," tuturnya.
Aliansi, yang terdiri atas CSL Behring, Biotest AG Jerman dan perusahaan lainnya sedang menguji terapi globulin hiperium yang berasal dari plasme darah pasien sembuh Covid-19. Terapi globulin hiperium menghasilkan dosis antibodi standar dan tidak perlu dibatasi pada pasien dengan kecocokan jenis darah.
Itu membuatnya lebih berkembang dan mudah ketimbang pengobatan dengan plasma konvalesen yang diambil dari pasien sembuh.
Proses Produksinya Mahal
Menurut Weber, pengobatan tersebut bisa saja sedikit lebih mahal dari obat antibodi monoklonal seperti yang dikembangkan Regeneron Pharmaceuticals dan Eli Lilly and Co. Aliansi tidak bermaksud mengambil keuntungan dari pengobatan tersebut, katanya.
Dia mengaku tidak mengetahui jumlah dosis obat yang mampu dihasilkan oleh grup tersebut pada akhir tahun ini. Itu tergantung pada donasi serta ukuran dosis yang mereka tetapkan dalam uji klinis.
Uji klinis tersebut akan menguji terapi globulin hiperium yang digabungkan dengan obat antivirus remdesivir milik Gilead Sciences dibandingkan dengan pasien yang mengonsumsi remdesivir saja.
Editor: Arif Budiwinarto