Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Trump Sebut 30.000 Orang di Ukraina Tewas dalam Perang Lawan Rusia
Advertisement . Scroll to see content

Perusahaan Pertahanan AS Ini Kebanjiran Permintaan Rudal gegara Perang Rusia-Ukraina

Rabu, 20 April 2022 - 14:49:00 WIB
Perusahaan Pertahanan AS Ini Kebanjiran Permintaan Rudal gegara Perang Rusia-Ukraina
Permintaan rudal pertahanan terhadap Lockheed Martin meningkat dipicu perang Rusia-Ukraina (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

WASHINGTON, iNews.id - Permintaan rudal terhadap perusahaan pertahanan Amerika Serikat (AS), Lockheed Martin, meningkat drastis dampak dari perang Rusia dan Ukraina. Rudal-rudal yang banyak dipesan merupakan sistem pertahanan.

Meningkatnya pemesanan ini bukan hanya terkait langsung dengan konflik Ukraina. Banyak negara lain di dunia yang jauh dari Ukraina ikut memesan.

"Kami mendapat sinyal permintaan untuk THAAD dan PAC-3 dari seluruh dunia," kata CEO Lockheed Martin, Jim Taiclet, dikutip dari Reuters, Rabu (20/4/2022).

THAAD dan PAC-3 masing-masing merujuk pada sistem pertahanan Terminal High Altitude Area Defense dan rudal pencegat Patriot.

"Terutama ketika Anda melihat rudal menghantam rumah sakit dan situasi seperti itu, stasiun kereta api, di Ukraina," kata Taiclet, menjelaskan peristiwa mengerikan di Ukraina karena tak ada sistem pertahanan yang mampu mencegah rudal Rusia.

Dia menambahkan banyak pemerintahan yang menilai penting untuk memperkuat wilayah pertahanan mereka dengan rudal pertahanan yang efektif.

Meski demikian Lockheed melaporkan penurunan pendapatan kuartal sebesar 5,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pemicunya adalah tersendatnya rantai pasokan dipicu oleh pandemi Covid-19 serta diperparah oleh tekanan inflasi.

Perusahaan menegaskan kembali target pendapatan setahun penuh yakni sekitar 66 miliar dolar AS, sejalan dengan perkiraan analis.

Pemerintahan Presiden Joe Biden mencatat rekor terbesar anggaran pertahanan nasional yakni sebesar 813 miliar dolar yang diumumkan pada Maret lalu. Padahal AS sedang dalam masa damai.  Pemicu lonjakan adalah invasi Rusia ke Ukraina yang mendorong pemerintahannya mengirim persenjataan.

Pandemi melumpuhkan kemampuan banyak perusahaan kedirgantaraan untuk mendapatkan serta memasok suku cadang yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut