Pesan Mengharukan 12 Pemain Bola Junior Thailand yang Terjebak di Gua
CHIANG RAI, iNews.id - Para pemain sepak bola junior Thailand yang terjebak di dalam gua selama dua pekan mengirimkan pesan tertulis kepada orangtua mereka. Isi pesan itu dibawa oleh para penyelam dari tim Angkatan Laut Thailand cukup beragam dan diberikan pada keluarga korban.
Salah satu isi surat itu berbunyi, "jangan khawatir, kami semua kuat."
Tulisan itu menyentuh para orangtua yang menanti di mulut gua. Dari 12 anak, beberapa menyertakan nama dan mengatakan agar orangtua mereka tak perlu khawatir.
"Jangan khawatir ayah dan ibu. Aku telah pergi selama dua minggu tetapi akan kembali dan membantumu menjual barang-barangmu," tulis salah seroang anak bernama Bew.
Keluarga Bew diketahui meurpakan penjaga toko.
Catatan lain iala dari dari Dom. Dom mengaku sehat, namun dia mengatakan kondisi gua dingin.
"Aku baik-baik saja tapi cuacanya di sini sedikit dingin," tulis Dom.
Ada pula tulisan berisi permintaan beberapa jenis makanan. Bahkan ada anak yang meminta tidak diberi tugas saat sudah keluar dari gua dan kembali bersekolah.
"Guru, jangan beri kami banyak pekerjaan rumah jika sudah keluar dan kembali bersekolah," tulis anak tersebut.
Dalam surat terpisah, pelatih sepak bola yang turut terjebak bersama 12 pemain sepak bola junior itu juga memohon maaf kepada para orangtua.
"Kepada para orangtua murid yang tercinta, mereka semua kini baik-baik saja. Tim penyelamat memperlakukan kami dengan baik. Saya berjanji merawat mereka sebaik mungkin dan terima kasih atas ucapan yang baik. Saya juga memohon maaf dengan tulus kepada para orangtua," tulis Ekkapol Chantawong, asisten pelatih sepak bola berusia 25 tahun.
Ke-12 remaja beserta pelatih mereka menjelajahi gua, namun terperangkap pada 23 Juni.
Pesan tulisan yang dibawa para penyelam itu merupakan wujud komunikasi pertama antara para remaja dengan orangtua mereka, setelah upaya membawa kabel telepon ke dalam gua gagal.
Gubernur Chiang Rai, Narongsak Osotthanakorn, mengatakan kesehatan para remaja membaik ke taraf normal. Mereka disebut sudah cukup kuat untuk berjalan, namun belum bisa berenang.
Kendati begitu, para penyelam terus mengajari mereka teknik menyelam dan pernapasan.
Keberadaan para remaja itu ditemukan oleh sejumlah penyelam asal Inggris pada Senin (2/7), 10 hari setelah mereka menghilang. Ternyata mereka berada di landasan batu yang tak terjangkau genangan air sejauh 4 kilometer dari mulut gua.
Sejak ditemukan, regu penyelamat Thailand dan penyelam dari berbagai negara memberi pasokan makanan, oksigen, dan pertolongan medis.
Namun, ada kekhawatiran taraf oksigen di dalam gua menurun, yang disebut para pejabat setempat mencapai 15 persen. Padahal biasanya taraf oksigen mencapai 21%.
Untuk mengatasi masalah itu, pemerintah setempat membuat saluran udara ke dalam gua.
Kendala lainnya adalah genangan air. Di mulut gua, militer dan kalangan sipil berupaya menyedot air dari dalam gua. Namun, upaya itu menemui jalan buntu karena hujan deras diperkirakan bakal mengguyur kawasan tersebut dan menimbulkan banjir.
Berpacu dengan waktu, para regu penyelamat mengebor lebih dari 100 lubang di luar gua guna mencapai tempat para remaja itu berada.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 18 lubang cukup menjanjikan. Yang terdalam mencapai 400 meter. Akan tetapi Osotthanakorn mengaku tidak yakin apakah lubang-lubang itu bisa mencapai lokasi para remaja yang diyakini berada 600 meter di bawah permukaan tanah.
Editor: Nathania Riris Michico