Pesan Natal dari Bethlehem: Dunia Menyaksikan Pembantaian di Gaza, tapi...
TEPI BARAT, iNews.id - Suasana Natal di Bethlehem, Tepi Barat, tahun ini jauh berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dipicu perang. Tak ada perayaan Malam Natal di Bethlehem akibat perang.
"Kristus berada di bawah reruntuhan. Kami marah, kami hancur. Ini seharusnya menjadi saat yang penuh sukacita. Sebaliknya, kami berduka, kami takut," kata Pendeta Munther Isaac, dalam pidatonya saat kebaktian di Gereja Lutheran Injili, seperti dikutip dari Anadolu.
"Gaza yang kita kenal sudah tidak ada lagi. Ini adalah pembantaian. Ini adalah genosida. Dunia sedang menyaksikan, gereja-gereja sedang menyaksikan," lanjut Isaac, seraya menegaskan negara Barat tutup mata, tidak memandang warga Palestina dengan setara.
Namun dia masih bersyukur, meski Palestina menghadapi pukulan telak, warganya masih bisa bertahan. Dia yakin rakyat Palestina akan baik-baik saja.
“Kami rakyat Palestina akan pulih. Kami akan bangkit. Kami akan bangkit kembali dari tengah kehancuran seperti yang selalu kami lakukan sebagai warga Palestina,” ujarnya.
Lebih lanjut dia menggugah masyarakat dunia untuk meningkatkan kepedulian dengan apa yang terjadi di Palestina.
"Saya ingin Anda bercermin dan bertanya, 'Di mana saya saat Gaza mengalami genosida',” kata Isaac.
Isaac menekankan, Natal kali ini bukanlah tentang Santa Klaus, pohon dan hadiah, serta lampu.
"Pesan ini adalah pesan kami kepada dunia, dan isinya sederhana saja, genosida ini harus dihentikan sekarang!" katanya, menegaskan.
Korban tewas serangan Israel di Gaza hingga Senin (25/12/2023) mencapai 20.424 orang, sebagian besar anak-anak dan perempuan. Selain itu 54.036 lainnya luka.
Editor: Anton Suhartono