Pesawat Militer Brasil Dipakai Keperluan Penjahat Lingkungan, Menteri Tuai Kecaman
BRASILIA, iNews.id - Jaksa penuntut di Pengadilan Brasil menuduh ada penyalahgunaan fasilitas militer yang dipakai mengangkut tujuh pelaku penambangan ilegal bertemu dengan Menteri Lingkungan Hidup Brasil, Ricardo Salles, di Brasilia.
Jaksa penuntut di negara bagian Para di utara Brasil mengatakan pesawat Angkatan Udara (AU) yang digunakan mengangkut kelompok penambang ilegal ke Brasilia awalnya dikerahkan untuk memerangi kejahatan di wilayah Hutan Amazon.
Namun sebaliknya, pesawat malah "digunakan untuk mengangkut penjahat lingkungan," kata jaksa dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari AFP, Sabtu (22/8/2020). Hal tersebut diketahui pada awal Agustus lalu di area lindung hutan adat Munduruku dan Sai Cinza.
Tuduhan tersebut adalah kontroversi terbaru dari Menteri Lingkungan sayap kanan pendukung Presiden Jair Bolsonaro yang dituduh oleh para aktivis bekerja untuk mengeksploitasi lingkungan daripada mendukung perlindungan.
Menurut Jaksa, Menteri Salles telah mengunjungi wilayah Munduruku dan Sai Cinza sehari sebelumnya setelah itu rencana operasi melawan kejahatan lingkungan dibatalkan. Salles dilaporkan memerintahkan tujuh orang penambang ilegal menemui dirinya di Brasili menggunakan pesawat angkutan udara.
Angkutan Udara kemudian mengatakan tujuh penumpang itu adalah pemimpin adat. Namun, etnis Munduruku membantahnya melalui surat kepada jaksa.
Tujuh orang yang berangkat ke Brasilia diketahui membela kepentingan penambang ilegal dan terlibat dalam penambangan ilegal di hutan lindung Munduruku.
Menteri Salles menuai kecaman luas dari kelompok-kelompok lingkungan pada bulan April ketika rekaman video pertemuan kabinet dipublikasikan di mana dia mengatakan pandemi Covid-19 adalah kesempatan untuk membatalkan peraturan penambangan ilegal.
Namun, dia menyangkal dengan mengatakan maksudnya adalah ingin menentang birokrasi secara umum bukan melemahkan perlindungan lingkungan.
Aktivis mengatakan penambangan ilegal adalah penyebab utama kerusakan lingkungan di hutan hujan terbesar di dunia dan ancaman bagi masyarakat adat.
Namun, Presiden Jair Bolsonaro yang terkenal sebagai seorang skeptis perubahan iklim, telah mendorong agar kawasan lindung penduduk asli dibuka untuk pertambangan dan pertanian.
Editor: Arif Budiwinarto