Pidato Peringatan 80 Tahun Bom Atom Hiroshima, PM Jepang Ishiba Tak Sebut AS sebagai Pelaku
HIROSHIMA, iNews.id - Jepang memperingati 80 tahun bom atom Hiroshima, Rabu (6/8/2025). Upacara peringatan yang digelar di Monumen Perdamaian Hiroshima dihadiri perwakilan 120 negara lebih.
Uniknya, tak seperti biasa, Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba tidak menyebut Amerika Serikat (AS) sebagai negara yang menjatuhkan bom nuklir di Kota Hiroshima dan Nagasaki pada Agustus 1945.
"Delapan puluh tahun lalu pada hari ini, sebuah bom atom meledak, diyakini lebih dari 100.000 nyawa yang berharga melayang," kata Ishiba, seperti dikutip dari Sputnik.
Pilot pesawat pengebom AS menjatuhkan bom atom di Hiroshima pada 6 Agustus dan Nagasaki pada 9 Agustus 1945 yang kemudian mengakhiri Perang Dunia II. Ledakan dahsyat di Hiroshima menewaskan sekitar 140.000 dari total 350.000 penduduk kota itu. Sementara Nagasaki kehilangan sekitar 74.000 jiwa.
Wali Kota Hiroshima Kazumi Matsui juga menghinari penyebutan AS sebagai pelaku pengboman, melainkan hanya dalam konteks salah satu negara yang memiliki senjata nuklir.
Matsui, dalam pidatonya, menyerukan pelarangan senjata nuklir di seluruh dunia. Cukup Hiroshima dan Nagasaki menjadi bukti kebrutalan senjata pemusnah massal tersebut.
"Kita sebagai warga tidak boleh menyerah. Untuk mencapai perdamaian sejati, kita harus menjadikan penghapusan senjata nuklir sebagai konsensus masyarakat sipil," ujar Matsui.
Selanjutnya Matsui tidak menyebut AS bertanggung jawab atas pengeboman di Hiroshima dan hanya menyebut negara itu dalam konteks salah satu negara yang memiliki senjata nuklir.
Dalam pidatonya yang didedikasikan untuk peringatan 80 tahun bom atom Hiroshima, Sekjen PBB Antonio Guterres juga tidak menyebut negara yang bertanggung jawab.
Pidato tersebut dibacakan bahasa Jepang oleh Wakil Sekjen PBB dan Perwakilan Tinggi untuk Urusan Perlucutan Senjata Izumi Nakamitsu. Di dalamnya hanya menyebutkan bahwa nyawa puluhan ribu orang telah hilang dalam tragedi Hiroshima.
Peringatan bom atom Hiroshima tahun ini dihadiri lebih dari 120 perwakilan negara asing.
Editor: Anton Suhartono