Pilot Tolak Terbangkan Pesawat karena Jam Kerjanya Selesai, Penumpang Ngamuk

RIYADH, iNews.id - Keributan terjadi antara pilot dan penumpang di bandara Dammam, Arab Saudi, pada Minggu lalu. Penyebabnya, pilot menolak untuk menerbangkan kembali pesawat karena jam kerjanya telah usai.

Dikutip dari The Express Tribune, cerita bermula setelah pesawat Pakistan International Airlines (PIA) lepas landas dari bandara Riyadh dalam penerbangan menuju Islamabad, Pakistan. Di perjalanan, pesawat menghadapi cuaca buruk sehingga pilot harus mengalihkan pendaratan di Dammam.

Baca Juga

AS Reka Ulang Drone Shahed Iran dan Akan Dikerahkan ke Timur Tengah

Setelah pesawat berhenti beberapa jam, pilot menolak menerbangkan pesawat karena jam kerjanya sudah selesai. Pesawat memang berhenti cukup lama di Dammam menunggu cuaca memungkinkan untuk melanjutkan penerbangan.

Tak pelak, para penumpang marah dan mendatangi kokpit seraya mendesak kepada kru agar pesawat melanjutkan perjalanannya. Keamanan bandara turun tangan untuk meredakan kemarahan penumpang dan mengendalikan situasi. Sebagai protes, penumpang enggan turun dari pesawat bernomor registrasi PK-9754 itu.

Baca Juga

Terungkap, Penumpang Rusak Alat Kontrol Pesawat karena Kesal dengan Pramugari

Seorang juru bicara PIA mengatakan, perusahaan berjanji akan menyelesaikan masalah ini. Ditegaskan, pilot harus mengikuti pola shift yang diberlakukan perusahaan demi alasan keamanan. Seperti diketahui PIA menjadi sorotan dunia penerbangan terkait pilot. 

Baca Juga

Terekam Kamera, Detik-Detik Pesawat Jatuh di Rel lalu Dihantam Kereta Api

Maskapai pun mengatur penerbangan ulang untuk membawa penumpang dari Dammam ke Islamabad yang kemudian tiba pada malam di hari yang sama.

Bulan lalu, penumpang British Airways tujuan Barbados terjebak di pesawat di Bandara Heathrow lebih dari 5 jam setelah pilot dinyatakan positif Covid-19 saat masih di kokpit.

Dalam video yang menjadi viral, pilot mengatakan "Apa yang kami lakukan saat ini adalah mencari pilot lain untuk menggantikan saya dan proses masih berlangsung."

Editor: Anton Suhartono