MOSKOW, iNews.id – Ossetia Selatan, wilayah yang memisahkan diri dari Georgia dan memproklamasikan kemerdekaannya, dikabarkan bakal bergabung menjadi bagian dari Rusia. Rencana itu terungkap lewat laporan kantor berita RIA dengan mengutip pernyataan ketua Parlemen Ossetia Selatan pada Minggu (17/3/2024).
“Kami membahas semua masalah ini dalam koordinasi yang erat dengan Rusia, dengan mempertimbangkan hubungan bilateral dan perjanjian kami,” kata Ketua Parlemen Ossetia Selatan, Alan Alborov.
Hamas Peringatkan Israel Berulang Langgar Gencatan Senjata Bisa Runtuhkan Kesepakatan
Pernyataan itu dia lontarkan sebagai jawaban atas pertanyaan wartawan tentang kemungkinan wilayah itu mengadakan referendum tentang keinginan menjadi bagian dari Rusia. “Ketika kami mencapai gagasan ini bersama dengan Federasi Rusia (tentang bergabung dengan Federasi Rusia), kami akan mewujudkannya,” ujar Alborov lagi.
Rusia mengakui Ossetia Selatan dan Abkhazia (wilayah lain yang juga memisahkan diri dari Georgia) sebagai negara merdeka. Pengakuan itu diberikan setelah pasukan Rusia berhasil menggagalkan upaya Georgia untuk merebut kembali Ossetia Selatan dalam perang lima hari pada 2008. Venezuela, Nikaragua, Nauru, dan Suriah juga mengakui Ossetia Selatan dan Abkhazia sebagai negara merdeka.
Puluhan Drone Ukraina Serang Rusia saat Pilpres, Begini Dampaknya
Akan tetapi, negara-negara Barat menuduh Rusia secara efektif mencaplok Abkhazia dan Ossetia Selatan—yang mencakup seperlima wilayah Georgia. Sementara Georgia menginginkan kedua wilayah tersebut kembali ke pangkuan mereka.
Pemimpin Ossetia Selatan yang didukung Rusia, Alan Gagloev, tahun lalu menyatakan harapan bahwa wilayah tersebut dapat secara resmi dimasukkan ke dalam Rusia.
Ukraina Terus Memohon-mohon Bantuan AS untuk Lawan Rusia, sampai Menlu Bilang Begini
Ossetia Selatan memisahkan diri dari pemerintahan Georgia dalam perang pada 1991–1992 yang menewaskan ribuan orang. Wilayah tersebut mempertahankan hubungan dekat dengan wilayah tetangganya di Rusia, Ossetia Utara.
Mayoritas penduduk Ossetia Selatan secara etnik berbeda dari orang-orang Georgia. Mereka juga berbicara dalam bahasa mereka sendiri, yang masih serumpung dengan Bahasa Farsi (Persia).
Hampir seluruh penduduk Ossetia Selatan telah menerima paspor Rusia. Mereka juga menggunakan rubel Rusia sebagai mata uang, dengan perekonomian bergantung pada Moskow.
Editor: Ahmad Islamy Jamil
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku