PM Israel Bela Diri soal Gencatan Senjata dengan Militan Gaza
TEL AVIV, iNews.id - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membela keputusannya untuk menerima gencatan senjata selama dua hari dengan kelompok militan Jalur Gaza, Palestina.
Keputusan itu dikritik kubu pemerintahan serta warga. Aksi saling serang mlitan Gaza dengan militer Israel berlangsung sejak Minggu (11/11/2018). Ini merupakan ekskalasi terburuk sejak perang pada 2014.
Selama dua hari pertempuran, 11 warga Gaza dan dua warga Israel tewas. Faksi perjuangan Gaza seperti Hamas dan Jihad Islam meluncurkan ratusan roket ke Israel, termasuk sampai ke Kota Ashkalon, menewaskan seorang warga.
Sementara Israel menggelar puluhan serangan udara menggunakan jet tempur pada Minggu dan Senin malam, meluluhlantakkan bangunan, termasuk kantor stasiun televisi Hamas.
"Pada kondisi darurat, saat membuat keputusan yang sangat penting bagi keamanan, publik tidak bisa selalu mengetahui apa pertimbangan yang diambil oleh musuh," kata Netanyahu, saat upacara menghormati pendiri Israel, David Ben-Gurion, dikutip dari AFP, Rabu (14/11/2018).
Dia menambahkan, permintaan gencatan senjata berasal dari Gaza dan pihaknya menerima itu.
"Musuh kita memohon adanya gencatan senjata dan mereka tahu betul mengapa," tuturnya.
Editor: Anton Suhartono