YERUSALEM, iNews.id - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan usulan perdamaian Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk Timur Tengah akan bersejarah. Hal itu dia sampaikan menjelang perjalanan ke Washington, AS.
"Peluang seperti ini datang sekali dalam sejarah dan tidak dapat dilewatkan. Saya penuh harapan bahwa kita berada di ambang momen bersejarah dalam sejarah negara kita," kata Netanyahu, seperti dilaporkan AFP, Minggu (26/1/2020).
Venezuela Dikepung Kapal Perang AS, Rusia Dukung Penuh Rezim Maduro
Dia diundang untuk bertemu Trump di Gedung Putih pada Selasa besok guna membahas rencana tersebut.
Trump sebelumnya mengatakan dia akan merilis usulan perdamaian Timur Tengah yang lama tertunda sebelum bertemu Netanyahu di Washington.
"Ini rencana yang hebat. Ini rencana yang benar-benar akan berhasil," kata Trump.
Saingan politik Netanyahu, Benny Gantz, juga menerima undangan untuk menghadiri pembicaraan Gedung Putih.
Dalam konferensi pers di Tel, Gantz mengatakan, " Rencana perdamaian yang dirancang oleh Presiden Trump akan menjadi sejarah sebagai tonggak yang berarti."
Kepemimpinan Palestina tidak diundang dan menolak rencana Trump di tengah hubungan yang tegang dengan presiden AS itu terkait pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel yang utuh.
"Langkah ini hanya menegaskan kembali penolakan absolut kami atas apa yang dilakukan pemerintah AS sejauh ini, khususnya pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel," kata juru bicara Presiden Palestina Mahmud Abbas, dalam sebuah pernyataan.
Palestina menganggap Yerusalem timur sebagai ibu kota negara masa depan mereka dan percaya bahwa rencana Trump bakal mengubur solusi dua negara yang selama beberapa dekade menjadi landasan diplomasi Timur Tengah internasional.
Kekuatan dunia sejak lama sepakat bahwa nasib Yerusalem harus diselesaikan melalui negosiasi antara Israel dan Palestina.
Editor: Nathania Riris Michico
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku