PM Kamboja Hun Sen Kutuk Serangan Rusia ke Ukraina, Singgung Sejarah Invasi Vietnam di Negaranya
PHNOM PENH, iNews.id – Perdana Menteri Kamboja Hun Sen pada Senin (28/3/2022) ini mengutuk serangan Rusia ke Ukraina. Dia pun mendesak adanya gencatan senjata sesegera mungkin, seperti seruan yang dibuat oleh Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN)—yang saat ini diketuai oleh Kamboja.
Rusia meluncurkan serangan yang diklaim Moskow sebagai “operasi militer khusus” di Ukraina lebih dari sebulan yang lalu. Tindakan itu yang memicu krisis geopolitik dan kemanusiaan terburuk di Eropa sejak Perang Dunia Kedua. Menurut rencana, Rusia dan Ukraina akan melanjutkan perundingan damai di Turki dalam pekan ini.
Hun Sen lantas menyinggung sejarah pendudukan Kamboja oleh Vietnam dan meragukan kemampuan Rusia untuk merebut ibu kota Ukraina, Kiev. “Saya masih berdiri dalam solidaritas dengan rakyat Ukraina melawan invasi (Rusia) ini,” katanya di sela-sela acara peresmian rumah sakit di Phnom Penh, Kamboja, hari ini, seperti dikutip Reuters.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh Kamboja sebagai ketua ASEAN, organisasi kawasan tersebut telah mendesak para pihak yang bersengketa untuk menahan diri dan mengutamakan dialog. Akan tetapi, ASEAN tidak menyebutkan peran Rusia secara eksplisit dalam serangan itu.
Dari 10 negara anggota ASEAN, hanya Singapura yang mengumumkan sanksi terhadap Rusia. Negara tetangga Indonesia itu menargetkan sanksi terhadap akitivitas bank dan ekspor barang-barang elektronik dari Moskow. Langkah semacam itu termasuk jarang dilakukan Singapura.