Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Polda Metro Periksa Ibu Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta, Dalami Apa?
Advertisement . Scroll to see content

PM Lebanon Hassan Diab Ancam Mundur jika Pemerintahan Baru Tidak Segera Dibentuk

Minggu, 07 Maret 2021 - 14:17:00 WIB
PM Lebanon Hassan Diab Ancam Mundur jika Pemerintahan Baru Tidak Segera Dibentuk
Hassan Diab (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

BEIRUT, iNews.id - Perdana Menteri (PM) sementara Lebanon Hassan Diab mengancam akan mundur jika pemerintahan baru tidak segera dibentuk. Sejak bubarnya kabinet Diab usai ledakan pelabuhan Beirut 4 Agustus lalu, kebuntuan politik terjadi antara dia dan Presiden Michel Aoun.

Ekonomi negara itu semakin merosot akibat ledakan yang menghancurkan sebagian besar ibu kota Lebanon dan diperparah oleh pandemi Covid-19. Rakyat kecewa dengan gagalnya upaya pemulihan pemerintah, ditandai dengan demonstrasi di berbagai wilayah.

“Kondisi sosial semakin parah, kondisi keuangan membebani negara, kondisi politik semakin kompleks. Negara ini punya masalah besar yang tidak bisa dihadapi pemerintah tanpa konsensus politik. Jadi bagaimana pemerintahan sementara ini bisa menghadapi masalah ini?” ujar Diab, dalam pidatonya, dikutip dari Reuters, Minggu (7/3/2021).

Demonstran membakar ban setiap hari hingga hari kelima berturut-turut pada Sabtu (6/3/2021). 

Mereka memblokir jalan sejak mata uang Lebanon jatuh ke level terendah pada Selasa. Sekelompok demonstran berkumpul di depan kantor-kantor perbankan meminta akses ke simpanan mereka di tengah krisis keuangan.

Krisis keuangan Lebanon, yang meletus pada 2019, menghancurkan lapangan pekerjaan, meningkatkan peringatan bencana kelaparan serta membuat rakyat sulit mengakses simpanan bank. 

Diab ingin ada kabinet baru agar segera melaksanakan reformasi dan mendapat bantuan keuangan internasional dari Dana Moneter Internasional (IMF).

“Tidak ada solusi untuk krisis keuangan tanpa negosiasi dengan IMF, tidak ada negosiasi dengan IMF tanpa reformasi, tidak ada reformasi tanpa pemerintahan baru,” kata Diab.

Jatuhnya mata uang pound Lebanon, menjadi 10.000 terhadap dolar AS pada Selasa, menjadi pukulan terbaru bagi masyarakat negara itu. Harga barang-barang konsumsi naik hampir tiga kali lipat, hingga membuat orang-orang berebut membeli bahan pokok di supermarket Beirut baru-baru ini.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut