Polisi Gerebek Persembunyian Puluhan Teroris Terkait Aksi Pemenggalan Guru di Paris
PARIS, iNews.id - Polisi Prancis melakukan penggerebekan sebuah rumah yang berisi puluhan orang diduga sebagai jaringan teroris. Tindakan polisi berselang tiga hari setelah insiden pemenggalan kepala seorang guru di pinggiran kota Paris.
Penggerebekan itu merupakan respons polisi Prancis atas desakan ribuan demonstran yang turun ke jalan di sejumlah kota meminta pemerintah serius menangani kasus pembunuhan Samuel Paty.
Samuel Paty tewas dengan kondisi kepala terpenggal pada Jumat pekan kemarin. Dia dibunuh oleh Abdullakh Anzorov (18) setelah memberikan diskusi kebebasan berekspresi dengan membahas kartun Nabi Muhammad di kelas.
Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerard Darmanin, mengatakan penggerebekan jaringan teroris itu "memang dirancang untuk memberikan pesan kuat pada musuh-musuh negara bahwa mereka tidak akan bisa menikmati waktu santai semenit pun."
Polisi dan intel kontrol percakapan di media sosial ...
Saat ini, polisi dibantu otoritas intelijen sudah melakukan lebih dari 80 investigasi ucapan kebencian di media sosial yang berkaitan dengan pembunuhan itu.
Polisi meyakini pembunuhan Samuel Paty berhubungan dengan penyerangan brutal di kantor majalah satir Charlie Hebdo pada 2015 yang mewaskan 12 orang. Penyerangan bersenjata itu dipicu penerbitan kartun Nabi Muhammad yang dianggap sebagai penistaan agama Islam.
Di saat bersamaan, Presiden Prancis Emmanuel Macron menginstruksikan otoritas keamanan dan intelijen untuk melawan propaganda Islam radikal di dunia maya.
Otoritas Prancis melaporkan mereka tengah mengejar pemilik dari 80 pesan online yang berisi simpati bagi Anzorov, dan meningkatkan keamanan di sekolah saat para murid kembali setelah libur.
Prancis tidak takut teroris ...
Perdana Menteri Prancis, Jean Castex yang ikut serta dalam aksi menolak radikalisme dan terorisme di jalanan kota Paris menekankan keseriusan pemerintahnya memerangi organisasi atau kelompok yang memicu ketakutan.
"Anda tidak membuat kami takut. Kami tidak taku!. Anda tidak akan memecah kami. Kami adalah Prancis!," isi kicauan PM Castex.
Editor: Arif Budiwinarto