Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Israel Terus Langgar Gencatan Senjata Gaza, Netanyahu Permalukan Trump
Advertisement . Scroll to see content

Prancis Buka Peluang Akui Negara Palestina, Tekanan Baru bagi Israel

Sabtu, 17 Februari 2024 - 09:03:00 WIB
Prancis Buka Peluang Akui Negara Palestina, Tekanan Baru bagi Israel
Presiden Prancis, Emmanuel Macron. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

PARIS, iNews.id – Pengakuan Negara Palestina bukan lagi hal yang tabu bagi Prancis. Hal itu disampaikan Presiden Emmanuel Macron pada Jumat (16/2/2024). 

Menurut dia, Paris dapat mengambil keputusan itu jika upaya solusi dua negara terhenti karena penentangan Israel. Pengakuan sepihak Prancis atas Negara Palestina mungkin tidak akan banyak mengubah konflik di Timur Tengah tanpa adanya perundingan yang sebenarnya. Namun, itu akan berdampak secara simbolis dan diplomatis.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, secara konsisten menyuarakan penolakannya terhadap kedaulatan Palestina. Dia tidak akan berkompromi dengan kendali penuh keamanan Israel di sebelah barat Yordania, yang berarti hal ini bertentangan dengan Negara Palestina.

Pada 2014, anggota parlemen Prancis pernah melakukan pemungutan suara untuk mendesak pemerintah mereka mengakui Palestina. Dikatakan bahwa itu adalah langkah simbolis yang berdampak kecil pada sikap diplomatik Prancis.

Namun, pernyataan Macron pada Jumat menjadi yang pertama kalinya seorang pemimpin Prancis melontarkan saran seperti itu. Hal itu sekaligus menunjukkan semakin menipisnya kesabaran para pemimpin Barat tatkala korban sipil terus meningkat di Gaza akibat operasi militer Israel pascaserangan Hamas pada 7 Oktober lalu. 

“Mitra-mitra kami di kawasan (Timur Tengah) ini, terutama Yordania, sedang mengupayakannya, kami sedang berupaya bersama mereka. Kami siap berkontribusi untuk itu, di Eropa dan di Dewan Keamanan PBB. Pengakuan atas negara Palestina bukanlah hal yang tabu bagi Prancis,” kata Macron saat bertemu Pemimpin Yordania, Raja Abdullah II, di Paris.

Komentar Macron itu kemungkinan besar ditujukan untuk menambah tekanan terhadap Israel.

Serangan udara dan darat besar-besaran Israel di Gaza yang kecil dan berpenduduk padat telah menewaskan lebih dari 28.000 warga Palestina. Pasukan zionis juga meratakan bangunan-bangunan yang dulu berdiri atas wilayah kantong Palestina itu, menyebabkan sebagian besar dari 2,3 juta penduduknya kehilangan tempat tinggal.

Macron menambahkan bahwa serangan Israel di Rafah hanya dapat menyebabkan bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan akan menjadi titik balik konflik tersebut.

Meskipun sebagian besar negara berkembang mengakui Palestina sebagai sebuah negara, sebagian besar negara di Eropa Barat tidak mengakuinya. Mereka berargumentasi bahwa Negara Palestina yang merdeka harus muncul dari perundingan dengan Israel.

Pada awal bulan ini, Menteri Luar Negeri Inggris, David Cameron mengatakan, akan ada saatnya Inggris akan mengakui Negara Palestina, termasuk di PBB.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut