Presiden China Xi Jinping Bertemu Mantan Presiden Taiwan Ma Ying Jeou di Beijing

BEIJING, iNews.id – Presiden China Xi Jinping pada Rabu (10/4/2024) ini bertemu dengan mantan Presiden Taiwan Ma Ying Jeou di Beijing. Pertemuan keduanya diungkapkan oleh media pemerintah. 

Ini adalah kedua kalinya Xi dan Ma bertemu. Pertemuan tersebut berlangsung pada saat meningkatnya ketegangan antara Beijing dan Taipei.

Baca Juga

Zionis Merespons Niat Turki Tangkap Netanyahu: Israel Kuat dan Tak Kenal Takut!

Pemerintah Republik China berhaluan nasionalis melarikan diri ke Taiwan pada 1949, setelah mereka kalah perang saudara melawan kaum komunis pimpinan Mao Zedong. Sejak itu, belum pernah ada pemimpin Taiwan mengunjungi China di tengah mereka menjabat.

Ma adalah presiden Taiwan yang memimpin pulau itu dari 2008 hingga 2016. Tahun lalu, politikus Partai Kuomintang (KMT) itu menjadi mantan presiden Taiwan pertama yang mengunjungi China. Sekarang, dia melakukan perjalanan keduanya ke negeri tirai bambu.

Baca Juga

Deretan Gempa Dahsyat di Taiwan, Ada yang Bikin 50.000 Rumah Ambruk dan Ribuan Orang Tewas

Ma pertama kali bertemu Xi di Singapura pada akhir 2015 untuk sebuah pertemuan puncak yang penting. Tak lama setelah itu, Presiden Taiwan saat ini, Tsai Ing Wen, memenangkan pemilu.

Media Pemerintah China tidak memberikan perincian mengenai pertemuan Xi dan Ma di Beijing. Laporan itu hanya mengatakan bahwa mereka telah bertemu.

Baca Juga

Mantan Presiden Taiwan Ma Ying Jeou Kunjungi China Lagi, Bakal Bertemu Xi Jinping?

Saat ini, Ma masih tercatat sebagai anggota senior KMT, partai oposisi utama Taiwan, namun tidak memiliki jabatan resmi di partai tersebut. Pada Januari lalu, partai yang didirikan oleh Sun Yat Sen itu kalah dalam pemilihan presiden untuk ketiga kalinya berturut-turut.

KMT menganjurkan hubungan dekat dan dialog dengan China. Akan tetapi, partai itu menyangkal keras bahwa mereka pro-Beijing.

China menganggap Taiwan yang diperintah secara demokratis sebagai bagian dari wilayahnya. Beijing pun telah meningkatkan tekanan militer dan politik untuk menegaskan klaim tersebut.

Sementara Tsai dan pemerintahannya menolak klaim teritorial China itu. Dia mengatakan, hanya masyarakat Taiwan yang dapat menentukan masa depan mereka.

Editor: Ahmad Islamy Jamil