Presiden Duterte Perintahkan Militer Evakuasi Warga Filipina di Iran dan Irak

MANILA, iNews.id - Presiden Filipina Rodrigo Duterte meminta militer untuk mempersiapkan diri mengevakuasi ribuan warganya dari Iran dan Irak.

Keputusan ini diambil menyusul meningkatnya eskalasi pascatewasnya komandan pasukan elite Quds, Garda Revolusi Iran, Qasem Soleimani, akibat serangan udara Amerika Serikat (AS) di Baghdad pada Jumat pekan lalu.

Baca Juga

Turki Bantu Bebaskan 200 Warga Sipil yang Terjebak di Terowongan Gaza

Juru Bicara Departemen Pertahanan Filipina Arsenio Andolong mengatakan, Duterte memberikan arahan kepada para pejabat pertahanan, militer, dan kepolisian, Minggu (5/1/2020), dalam pertemuan darurat.

"Satu-satunya agenda pertemuan adalah memastikan keselamatan warga kami di Timur Tengah, terutama di Irak dan Iran, di saat ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran meningkat," kata Andolong, dikutip dari DPA, Senin (6/1/2020).

"Presiden memerintahkan angkatan bersenjata untuk menyiapkan armada udara dan laut untuk mengevakuasi, memulangkan warga kami jika dan ketika permusuhan terbuka pecah di Timur Tengah yang dapat membahayakan nyawa mereka," ujarnya, menambahkan.

Menurut Andolong, saat ini ada 1.600 warga Filipina di Iran dan 6.000 orang di Irak.

Tewasnya jenderal Soleimani dalam serangan drone memicu ketegangan baru antara Iran AS di Timur Tengah.

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei bersumpah membalas dendam atas tewasnya Soleimani, sementara Presiden Donald Trump memperingatkan bahwa AS akan menargetkan 52 lokas di Iran jika Teheran membalas.

Editor: Anton Suhartono