Presiden Palestina: Genosida Israel di Gaza Akan Dicatat dalam Buku-Buku Sejarah Dunia
NEW YORK, iNews.id - Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyampaikan pidato Sidang Umum PBB ke-80 melalui video, Kamis (25/9/2025). Dia tidak bisa datang langsung ke Markas Besar PBB, New York, karena visanya, bersama anggota delegasi, ditolak oleh Amerika Serikat (AS).
Dalam pidatonya Abbas mengecam Israel atas praktik genosida Israel di Jalur Gaza yang sudah berlangsung hampir 2 tahun.
“Saya berbicara kepada Anda hari ini setelah hampir 2 tahun rakyat Palestina di Jalur Gaza menghadapi perang genosida, kehancuran, kelaparan, dan pengungsian,” kata Abbas, seperti dikutip dari Al Jazeera, Jumat (26/9/2025).
Abbas mengungkap, Israel telah membunuh dan melukai lebih dari 220.000 warga Gaza sejak perang pecah pada 7 Oktober 2023, sebagian besar perempuan dan anak-anak.
Apa yang dilakukan Israel, lanjut Abbas, bukan sekadar agresi, melainkan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang nyata. Kebiadaban Israel juga akan dicatat dalam buku-buku sejarah serta kesadaran internasional sebagai salah satu dari bab tragedi kemanusiaan paling mengerikan di abad ke-20 dan 21.
Setelah menguraikan situasi di Gaza, Abbas beralih ke Tepi Barat, di mana pemerintah sayap kanan Israel terus memperluas permukiman ilegal untuk warga Yahudi. Perampasan lahan dan kekerasan pemukim ilegal, yang dilindungi oleh tentara Israel, masih terus terjadi, bahkan semakin intemsif.
Pernyataanya itu merujuk pada rencana pembangunan permukiman E1 Israel yang akan membagi Tepi Barat menjadi dua bagian serta mengisolasi Yerusalem dari wilayah Palestina sekitarnya. Tindakan yang jelas-jelas pelanggaran terhadap hukum internasional dan resolusi Dewan Keamanan PBB itu hanya akan melemahkan solusi dua negara.
“Mereka (pemukim ilegal) membakar rumah dan ladang (warga Palestina). Mereka mencabut pohon dan menyerang desa, serta menyerang warga sipil Palestina yang tidak bersenjata,” katanya.
“Faktanya, mereka membunuh warga di siang bolong, di bawah perlindungan tentara penjajah Israel," ujarnya, melanjutkan.
Abbas juga menyesalkan dan menentang sepenuhnya seruan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mewujudkan Greater Israel, mencakup wilayah beberapa negara Arab.
Dalam pidato itu, Abbas turut menyinggung serangan Israel ke Qatar pada 9 September lalu dengan menyebutnya sebagai eskalasi dan pelanggaran berat dan terang-terangan terhadap hukum internasional.
Editor: Anton Suhartono