Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Gawat! Rusia Siap-Siap Uji Coba Senjata Nuklir
Advertisement . Scroll to see content

Presiden Putin Klaim Rusia Sudah Hancurkan Semua Senjata Kimia

Senin, 19 Maret 2018 - 16:58:00 WIB
Presiden Putin Klaim Rusia Sudah Hancurkan Semua Senjata Kimia
Presiden Rusia Vladimir Putin (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

MOSKOW, iNews.id - Presiden Vladimir Putin membantah klaim Inggris yang menyebut Rusia sebagai dalang di balik serangan terhadap mantan agen ganda, Sergei Skripal, dan putrinya, Yulia. Keduanya diserang menggunakan zat kimia pelumpuh saraf Novichok.

Inggris menuduh Rusia menyerang Skripal dan Yulia karena zat kimia yang digunakan itu dikembangkan pada era Uni Soviet.

Putin menegaskan, semua tudingan itu tak berdasar karena Rusia tak lagi memiliki persediaan senjata kimia.

"Jika itu adalah zat kimia beracun kelas militer, orang akan tewas di tempat. Rusia tidak memiliki zat seperti itu, kami telah menghancurkan semua senjata kimia kami," kata Putin, seperti dilansir AFP, Senin (19/3/2018).

Sebelumnya, Dubes Rusia untuk Uni Eropa, Vladimir Chizhov, mengatakan Moskow sama sekali tidak terlibat dalam serangan tersebut. Dia menyebut senjata kimia tidak diproduksi di Rusia lagi sejak 26 tahun lalu.

"Rusia telah menghentikan produksi semua jenis senjata kimia pada 1992," katanya Chizhov.

Hal ini diungkapan Chizhov setelah mengusir 23 diplomat Inggris, sebagai aksi balas dendam terhadap Inggris yang mengusir 23 diplomat Rusia.

Sebaliknya, Chizhov menuduh Inggris merencanakan serangan tersebut.

"Bila Anda memiliki zat kimia, Anda memeriksanya terhadap sampel tertentu yang Anda miliki di laboratorium. Dan Porton Down, seperti yang kita semua tahu, adalah fasilitas militer terbesar di Inggris yang telah menangani penelitian senjata kimia, dan itu sebenarnya hanya berjarak 11 kilometer dari Salisbury," kata Chizhov.

Namun, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Inggris menyebutkan pihaknya memiliki bukti Rusia masih membuat senjata kimia. Informasi yang diterima Inggris menyebutkan, dalam 10 tahun terakhir Rusia mempelajari berbagai cara untuk membawa senjata kimia itu sehingga tidak terlacak dan bisa digunakan di Inggris.

Skripal dan Yulia diserang menggunakan Novichok pada Minggu 4 Maret. Kini keduanya masih dalam kondisi kritis di sebuah rumah sakit di Inggris.

Editor: Nathania Riris Michico

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut