Presiden Putin Siagakan Pasukan Nuklir, Begini Komentar China
BEIJING, iNews.id - China meminta semua pihak tenang setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan pasukan nuklirnya untuk siaga sangat tinggi. Putin memerintahkan operasi militer ke Ukraina pada Rabu pekan lalu disertai dengan serangan besar keesokan harinya.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin, dalam konferensi pers rutin di Beijing, Senin (28/2/2022), mengatakan semua pihak harus tetap tenang guna menghindari eskalasi lebih lanjut.
Wang kembali menegaskan posisi negaranya soal perang Rusia dan Ukraina bahwa semua isu keamanan suatu negara harus ditanggapi secara serius.
Seperti diketahui Presiden Vladimir Putin pada Minggu kemarin memerintahkan pasukan nuklir Rusia dalam siaga sangat tinggi sebagai respons dari serentetan sanksi yang dijatuhkan Barat terhadap negaranya.
Dalam pidatonya di televisi, Putin mengutip pernyataan para pemimpin NATO serta sanksi ekonomi terhadap negaranya.
"Bukan hanya negara-negara Barat yang melakukan tindakan tidak bersahabat terhadap negara kita dalam hal ekonomi, maksud saya sanksi ilegal yang diketahui semua orang, tapi juga para pejabat tinggi negara-negara NATO yang membuat pernyataan agresif tentang negara kita," katanya.
Dia kembali membela keputusannya menyerang Ukraina dengan alasan kelompok 'neo-Nazi' telah menguasai Ukraina dan mengancam keamanan Rusia. Tuduhan itu dianggap Ukraina dan Barat sebagai propaganda dan tak berdasar.
Saat pertama mengumumkan operasi militer khusus ke Ukraina pekan lalu, Putin juga mengancam pihak-pihak asing yang mencoba menghalanginya. Dia mengancam, pihak asing yang terlibat akan mendapatkan konsekuensi yang belum pernah ditemui dalam sejarah. Berbagai pihak yakin ancaman itu merujuk pada senjata nuklir.
Sementara itu Amerika Serikat mengomentari pernyataan Putin yang memerintahkan pasukan nuklir dalam siaga sangat tinggi sebagai retorika berbahaya. Tak sampai 4 hari sejak serangan dimulai, Barat membalas keputusan Rusia itu dari sisi politik, strategi, ekonomi, dan bisnis dalam jangkauan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josef Borrell mengatakan, serangan Rusia ke Ukraina menimbulkan dampak sangat besar, bukan saja di Eropa.
"Dengan perang Ukraina ini, dunia tidak akan pernah sama lagi," kata Borrell, dalam opini yang ditebitkan surat kabar Inggris, The Guardian.
Editor: Anton Suhartono