Presiden Zelensky: Tuhan Sekutu Ukraina, Pasti Menang Perang

KIEV, iNews.id - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut Tuhan sebagai sekutu Ukraina dalam perang melawan Rusia. Pernyataan itu disampaikan Zelensky terkait Hari Paskah Kristen Ortodoks yang jatuh pada Minggu (5/5/2024).

Zelensky merilis video pernyataan dari Katedral Saint Sophia di Kiev untuk menyebut Rusia telah melanggar semua perintah Tuhan.

Baca Juga

Setelah 6 Tahun, Trump dan Xi Jinping Bertemu Lagi Ketika Perseteruan Memanas

“Dunia menyaksikannya, Tuhan mengetahuinya. Kami yakin tuhan memiliki tanda pangkat dengan bendera Ukraina di bahunya. Jadi, dengan sekutu seperti itu, kehidupan pasti akan menang atas kematian,” kata Zelensky, seperti dilaporkan RT, Senin (6/5/2024).

Ironisnya pernyataan Zelensky itu disampaikan saat parlemen Ukraina sedang mengkaji undang-undang yang (UU) untuk menutup Gereja Ortodoks Ukraina (UOC).

Baca Juga

Presiden Ukraina Zelensky Iri Israel Diperlakukan Istimewa AS dkk saat Diserang Iran

Meski UU tersebut baru dibahas parlemen sejak beberapa bulan lalu, pemerintahan Zelensky telah membatasi aktivitas UOC terkait dengan invasi Rusia sejak Februari 2022.

Bukan hanya itu badan intelijen Ukraina Dinas Keamanan Ukraina (SBU) menggelar belasan penyelidikan pidana terhadap para pemuka UOC, menjatuhkan sanksi kepada para pendeta, serta mencabut status kewarganegaraan Ukraina dari setidaknya 19 uskup. 

Baca Juga

Pesan Malam Natal Ortodoks, Putin Bersumpah Terus Dukung Tentara Rusia yang Berperang di Ukraina

Para biarawan juga diusir dari Kiev Pechersk Lavra, biara kuno dan situs Ortodoks paling terkemuka di Ukraina.

Belum cukup, pemerintah Ukraina juga menyita properti gereja.

Baca Juga

Ukraina Masukkan Pemimpin Gereja Ortodoks Rusia dalam Daftar Orang yang Dicari

UOC memiliki hubungan historis yang mendalam dengan Gereja Ortodoks Rusia (ROC). Ukraina memutus hubungan dengan ROC setelah Rusia melakukan invasi. 

Setelah memisahkan UOC dari ROC, Zelensky tetap menuduh gereja Ortodoks berfungsi sebagai agen Rusia.

Editor: Anton Suhartono