Pria Ini Nekat Ngaku Saudara Ibu Negara Prancis demi Layanan VIP, Tipu Dubes dan Maskapai
PARIS, iNews.id - Seorang pria di Prancis didakwa atas tuduhan penipuan dan pemalsuan identitas. Tak tanggung-tanggung, dia mengaku sebagai keponakan Ibu Negara Prancis Brigitte Macron, istri Presiden Emmanuel Macron.
Dia juga mengaku sebagai pegawai penting di Istana Elysee untuk mendapatkan sambutan VIP atau fasilitas eksklusif di samping membuat alamat email palsu mengaku sebagai staf presiden.
Dari ulahnya itu, dia mendapat layanan VIP salah satu hotel ternama di Maroko, duduk di bangku VIP Grand Prix Formula 1 Australia Formula 1, dan mendapat kartu flyer frequent maskapai Air France.
Meski demikian, beberapa percobaannya gagal setelah perusahaan bersangkutan memverifikasi data pribadi. Dia juga gagal membuktikan sebagai keponakan Brigitte. Penipuan ini berlangsung selama beberapa tahun dan terakhir terjadi pada 2018.
Beberapa instansi yang kebobolan di antaranya Kedutaan Besar Prancis di Bangladesh serta kantor perwakilan diplomatik di Hong Kong. Pelaku memperkenalkan diri sebagai keponakan Brigitte dan masuk ke kamp pengungsi Rohingya bertemu dengan duta besar. Sementara itu Hong Kong dia mendapat layanan di hotel mewah.
Dalam pernyataan di pengadilan Paris, pria yang tak disebutkan identitasnya itu mengaku tertarik dengan status, prestise, dan hak istimewa yang didapat. Dia membantah tuduhan perbuatannya karena uang atau untuk menyakiti pihak tertentu. Beberapa pejabat Prancis yang namanya digunakan pelaku adalah Pierre Olivier, kepala kantor Brigitte serta Patrick Strzoda, kepala staf kantor Presiden Macron.
“Saat masih kecil, saya sudah terbiasa bohong. Saya kabur dari rumah ketika berusia 17 tahun dan mulai membuat skenario kehidupan sendiri untuk membandingkan kehidupan sekarang dengan sebelumnya,” ujarnya, dikutip dari AFP, Rabu (27/10/2021).
Persidangan akan berlangsung hingga Kamis mendatang. Selain pria tersebut ada beberapa terdakwa lain yang ikut berperan melancarkan penipuan kelas kakap ini.
Editor: Anton Suhartono