Profil 5 Penumpang Kapal Selam yang Hilang saat Eksplorasi Bangkai Titanic, Ada 2 Miliarder
JAKARTA, iNews.id - Kapal selam mini Titan hilang saat akan mengeksplorasi bangkai Titanic pada kedalaman 3.800 meter di Samudera Atlantik. OceanGate Expeditions, perusahaan yang mengoperasikan Titan, menyatakan kapal selam itu membawa 5 orang, yakni seorang pilot dan empat penumpang.
Salah satu penumpang kapal selam adalah miliarder Inggris, Hamish Harding. Dia sempat mengunggah pesan beserta foto di akun Facebook-nya sebelum kapal selam Titan menyelam di kedalaman samudera.
Selain pengusaha, Harding merupakan kepala konsultan penerbangan Action Aviation. Dia tinggal di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA).
Dalam posting-an di media sosial, Harding mengungkapkan rasa bangganya bisa ikut dalam eksplorasi sebagai ahli.
"Karena ini musim dingin terburuk di Newfoundland dalam 40 tahun, ini kemungkinan akan menjadi misi berawak pertama dan satu-satunya ke Titanic sepanjang 2023. Jendela cuaca baru saja dibuka dan kami akan mencoba menyelam besok," kata Harding, dalam posting-an, seperti dilaporkan kembali Reuters, Selasa (20/6/2023).
Petualangan bukan dunia baru baginya. Pada 2016, Harding menemani bekas astronot Buzz Aldrin ke Kutub Selatan. Saat itu Aldrin memecahkan rekor sebagai orang tertua yang pernah mencapai wilayah Antartika, yakni di usia 86 tahun.
Harding juga ikut dalam misi penerbangan One More Orbit pada 2019 yang mencetak rekor penjelajahan tercepat mengelilingi bumi menggunakan pesawat udara di kedua kutub.
Selain Harding, pengusaha asal Pakistan Shazada Dawood dan putranya, Suleman, turut dalam kapal. Keluarga mengonfirmasi ayah dan anak itu ikut dalam eksplorasi bersama Titan.
Shahzada merupakan wakil kepala salah satu perusahaan konglomerat terbesar Pakistan, Engro Corporation, yang berbisnis di bidang pupuk, produksi kendaraan, energi, dan teknologi digital.
Sementara itu tak banyak yang bisa digali dari Suleman. Hanya saja dia dan keluarganya menetap di Inggris.
Satu penumpang lainnya adalah Paul Henri Nargeolet, seorang penjelajah asal Prancis. Dia merupakan direktur penelitian bawah laut pada sebuah perusahaan yang memiliki hak atas bangkai kapal Titanic. Mantan komandan Angkatan Laut (AL) Prancis itu merupakan penyelam ulung dan ahli dalam menyapu ranjau.
Setelah pensiun dari AL, dia memimpin ekspedisi penyelaman pertama ke Titanic pada 1987.
Dalam wawancara dengan radio Prancis France Bleu pada 2020, dia mengungkap bahayanya penyelaman di kedalaman.
"Saya tidak takut mati, saya kira itu akan terjadi suatu hari nanti," ujarnya.
Satu orang lagi yang berada dalam kapal adalah Stockton Rush, pendiri dan CEO OceanGate yang juga pilot Titan.
"Ini adalah bangkai kapal yang luar biasa indah. Anda bisa melihat ke dalam, kami turun dan melihat tangga besar dan beberapa lampu gantung masih tergantung," kata Rush, awal tahun ini.
Berdasarkan biografinya di situs web OceanGate, Rush menjadi pilot kapal selam termuda di dunia pada 1981 yakni pada usia 19 tahun.
Dalam keterangan di situs web OceanGate, tiket eksplorasi ke bangkai Titanic seharga 250.000 dolar AS atau sekitar Rp3,7 miliar per orang.
Pusat Koordinasi Penyelamatan Gabungan Kanada menyatakan, kapal pemecah es Polar Prince hilang kontak dengan Titan sekitar 1 jam 45 menit setelah penyelaman pada Minggu (18/6/2023) sekitar pukul 06.00 waktu setempat. Polar Prince merupakan kapal yang membawa Titan, berlayar dari St John's, Newfoundland, ke lokasi sejauh 640 km, titik lokasi tenggelamnya Titanic.
David Concannon, penasihat OceanGate Expeditions, mengatakan setiap menit sangat berarti dalam pencarian ini karena waktu tersedia semakin sedikit. Persediaan oksigen di kapal selam itu hanya 96 jam.
Editor: Anton Suhartono