Profil Anwar Ibrahim, Jalan Penuh Liku Jadi Perdana Menteri Malaysia
JAKARTA, iNews.id – Profil Anwar Ibrahim penting diketahui. Dia sudah hampir setahun menjabat perdana menteri (PM) Malaysia. Tidak mudah bagi Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) itu mendapat jabatan tersebut.
Jalan Anwar menjadi PM Malaysia penuh liku dan duri. Dia mendapat banyak tentangan, termasuk Mahathir Mohamad, salah satunya karena dianggap lebih condong ke etnis selain pribumi.
Anwar sebenarnya nyaris mendapat kesampatan menjadi PM usai pemilu 2018. Saat itu koalisi Pakatan Harapan yang dipimpinnya memenangkan pemilu atas koalisi berkuasa Barisan Nasional. Namun karena saat itu masih mendekam di penjara atas tuduhan kasus sodomi, Anwar merelakan jabatan itu ke Mahathir Mohamad. Sebelum pemilu, Mahathir sepakat untuk menyerahkan jabatan PM ke Anwar kelak. Namun di perjalanan yakni pada 2020 Mahathir mengundurkan diri yang juga mengubur keinginan Anwar untuk menjadi PM.
Anwar bin Ibrahim atau akrab disapa dengan Anwar Ibrahim oleh publik lahir pada 10 Agustus 1947 di Penang, Malaysia. Tumbuh dari keluarga politisi membuat Anwar aktif di gerakan mahasiswa selama berkuliah di Universitas Malaya pada 1960-an.
Pada 1971 sampai 1982, Anwar mendirikan dan menjabat ketua Gerakan Pemuda Muslim Malaysia (ABIM). Selain itu dia mendapat tawaran dari Mahathir Mohamad untuk bergabung dengan Partai Organisasi Nasional Malaysia Bersatu (UMNO) serta pemerintahan.
Profil Anwar Ibrahim berlanjut, kariernya semakin melejit sejak itu, menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga dan Kebudayaan. Selanjutnya pada 1984 dia dipercaya menjadi Menteri Pertanian, Menteri Pendidikan (1986), Menteri Keuangan (1991), dan Wakil Perdana Menteri (1993) di bawah pemerintahan Mahathir.
Krisis ekonomi yang melanda Asia pada 1997-1998 menjadi awal timbulnya konflik Anwar dengan Mahathir. Saat itu, Anwar menjabat sebagai Menteri Keuangan. Dia menolak usulan Mahathir untuk memberikan dana talangan kepada perusahaan-perusahaan yang terdampak krisis ekonomi. Mahathir kemudian memecat Anwar pada 1998.
Setahun kemudian, Anwar dijebloskan ke penjara atas tuduhan pelecehan seksual sodomi dan korupsi. Namun, Anwar membantah tuduhan itu dan balik menuduh Mahathir ingin menyingkirkannya.
Empat tahun setelah itu, Mahathir mengundurkan diri dan pensiun dari politik. Kemudian Anwar bebas dari penjara karena bukti-bukti yang ditujukan kepadanya tidak sah.