Profil Lula da Silva, Mantan Buruh Sempat Dipenjara Kini Jadi Presiden Brasil
JAKARTA, iNews.id - Luiz Inacio Lula da Silva terpilih sebagai presiden Brasil yang baru, Minggu (30/10/2022), mengalahkan petahana Jair Bolsonaro. Lula bukan orang baru di pemerintahan Brasil, dia sempat menjabat sebagai presiden. Untuk kali ini, dia akan dilantik pada 1 Januari 2023.
Bagi pria 77 tahun itu, ini merupakan periode ketiganya sebagai presiden. Kemenangan mantan pekerja metal itu berarti kembali mengangkat kelas buruh dalam perpolitikan Brasil, menyingkirkan dominasi sayap kanan.
Lula lahir dari pasangan orangtua petani yang buta huruf, namun karier politiknya terbilang moncer walau berliku. Dia menjadi tokoh sentral dalam politik sayap kiri Brasil selama 40 tahun, yakni sejak memimpin aksi mogok buruh melawan kediktatoran militer pada 1980-an hingga membentuk Partai Buruh.
Setelah hasil pemilu putaran kedua diketahui, dia menyebut kemenangan tipisnya atas Bolsonaro sebagai kebangkitan. Apalagi dia sempat dipenjara terkait skandal korupsi terbesar Brasil saat menjabat pada periode 2003-2010.
"Mereka mencoba mengubur saya hidup-hidup dan saya di sini untuk memerintah negara ini," katanya, dalam kemenangan pada Minggu lalu, dikutip dari Reuters.
Lula bersumpah akan mengakhiri warisan Bolsonaro, termasuk kebijakan pro-senjata serta melemahnya perlindungan lingkungan di hutan Amazon. Kebijakan lingkungan pendahulunya, membuat negara terbesar di Amerika Latin itu semakin terisolasi di panggung global.
Saat menyerahkan jabatan sebagai presiden 12 tahun lalu, tingkat kepopulerannya masih terbilang tinggi yakni 87 persen. Ini karena kebijakan pemerintahannya berhasil membebaskan jutaan warga dari kemiskinan ekstrem, memperluas akses ke pendidikan dan perawatan kesehatan, serta mengurangi kesenjangan sosial yang mendalam.
Pemerintahannya di masa lalu juga menghidupkan kembali industri minyak dan produksu kapal. Ekonomi Brasil juga naik kelas menjadi terbesar keenam di dunia.
Bukan hanya itu, prestise Brasil di kancah global mencapai level baru setelah terpilih menjadi tuan rumah Olimpiade dan Piala Dunia.
Namun masa keemasan Lula ternoda di tengah pengungkapan korupsi besar-besaran. Kontrak-kontrak proyek dianggap menguntungkan para pemimpin serta partai politik besar, termasuk Partai Buruh. Ditambah lagi resesi mendalam yang dialami Brasil pada 2015-2016, mengantarkan pemakzulannya. Dai digantikan Presiden Dilma Rousseff.
Lula juga diadili karena menerima suap berupa rumah mewah serta hadiah lainnya dari perusahaan. Dia divonis pada 2017 dan dijatuhi hukuman penjara 9,5 tahun.
Setahun kemudian, setelah Bolsonaro menjadi presiden, Lula dilarang mencalonkan sebagai presiden. Kebijakan pemerintahan Bolsonaro itu disebut sebagai upaya penjegalan kembalinya Partai Buruh ke tampuk kekuasaan.
Lula dibebaskan setelah 19 bulan setelah Mahkamah Agung Brasil membatalkan hukumannya atas dasar yurisdiksi yang tidak tepat. Lula membantah semua tuduhan korupsi dan menyalahkan musuh-musuh politiknya di balik kasus ini dengan tujuan menyingkirkannya dari politik Brasil.
Setelah bebas, dia muncul kembali ke politik seraya bersumpah akan memerangi meningkatnya kelaparan dan pengangguran serta mengalirkan pinjaman publik dan investasi ke industri strategis.
Dia juga berjanji akan menarik kembali investasi asing dengan memulihkan kredibilitas Brasil sebagai penjaga hutan hujan Amazon. Pada masa kepemimpinan Bolsonaro, pemerintah membiarkan deforestasi hingga ke level tertinggi dalam 15 tahun.
Istri pertamanya meninggal akibat stroke saat Lula masih dipenjara. Tahun lalu dia menikah lagi dengan perempuan sosiolog, Rosangela da Silva, atau dikenal sebagai Janja. Dari hasil pernikahan sebelimnya dia dikaruniai lima anak.
Soal suara beratnya, Lula terntara perokok berat yang sempat dirawat akibat kanker tenggorokan pada 2011. Dia menjalani kemoterapi untuk pemulihan dan berhasil.
Editor: Anton Suhartono