Profil Rupert Murdoch, Taipan Media yang Digugat Donald Trump
NEW YORK, iNews.id - Profil Rupert Murdoch kembali dicari-cari setelah menjadi sorotan dunia terkait gugatan yang dilayangkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Bukan hanya Murdoch, jaringan media dan beberapa wartawannya ikut digugat.
Perseteruan ini menyoroti hubungan panjang nan-rumit antara dua tokoh kuat yang sama-sama berpengaruh besar dalam dunia politik dan media AS. Siapakah Rupert Murdoch, taipan media global yang menjadi lawan Trump kali ini?
Rupert Murdoch adalah seorang taipan media kelahiran Melbourne, Australia, pada 11 Maret 1931. Dia mewarisi surat kabar kecil dari ayahnya, dan dalam beberapa dekade, membangun kerajaan media internasional yang mencakup surat kabar, jaringan televisi, hingga film.
Pada puncaknya, Murdoch mengendalikan beberapa media terbesar di dunia melalui News Corporation dan kemudian 21st Century Fox, termasuk:
Lewat kendali medianya, Murdoch dikenal sebagai kingmaker politik, figura yang mampu menggiring opini publik dan memengaruhi hasil pemilu, termasuk di Amerika Serikat dan Inggris.
Pada 2016, jaringan Fox News milik Murdoch menjadi salah satu pendorong utama naiknya Donald Trump ke Gedung Putih. Namun sejak kekalahan Trump pada Pilpres AS 2020, hubungan keduanya memburuk.
Murdoch dikabarkan kecewa dengan klaim-klaim tak berdasar Trump soal kecurangan pemilu.
Ketegangan memuncak ketika Fox News justru mengakui kemenangan Joe Biden, dan kini, Trump menggugat Murdoch dan perusahaannya karena merasa dirugikan secara politik dan reputasi. Dia menuding Murdoch sebagai bagian dari “elite media” yang berusaha menghancurkan gerakan konservatif.
Rupert Murdoch telah beberapa kali menyatakan pensiun secara bertahap dan mulai menyerahkan tongkat kekuasaan kepada anak-anaknya, terutama Lachlan Murdoch, yang kini memimpin Fox Corporation.
Namun, ketegangan internal keluarga juga tak sedikit. Anak-anaknya memiliki pandangan politik yang berbeda, beberapa bahkan menentang agenda konservatif yang kerap didukung jaringan Fox News.
Kritik juga menghampiri Murdoch karena perannya dalam menyebarkan disinformasi dan retorika politik yang memecah belah, terutama melalui Fox News. Meski demikian, dia tetap menjadi simbol kekuatan media yang tak tertandingi dalam era modern.
Dari surat kabar lokal di Australia hingga menjadi tokoh yang membentuk politik Amerika, Rupert Murdoch adalah sosok yang disegani sekaligus ditakuti.
Gugatan Donald Trump menjadi babak terbaru dalam kisah panjang seorang taipan media yang membentuk sejarah dunia modern dan kini harus menghadapi pertarungan terbuka dengan orang yang dulu ikut dia besarkan.
Trump menggugat Murdoch terkait pemberitaan di salah satu media miliknya The Wall Street Journal (WSJ). Selain Murdoch, Trump juga menggugat dua jurnalis WSJ serta Dow Jones & Company. Trump mengklaim tujuan menggugat Murdoch dan kedua jurnalisnya untuk membela rakyat AS melawan berita palsu.
Catatan pengadilan yang dirilis pada Jumat (18/7/2025) mengungkap Trump mengajukan gugatan terhadap Murdoch, dua reporter WSJ, yakni Khadeeja Safdar dan Joseph Palazzolo, serta Dow Jones & Company terkait pemberitaan soal surat yang diduga ditulis Trump kepada terdakwa kasus kejahatan seksual atau predator seks Jeffrey Epstein.
"Gugatan ini diajukan tidak hanya atas nama Presiden favorit Anda, Saya, tapi juga untuk terus membela semua warga Amerika yang tidak akan lagi menoleransi kesalahan dilakukan oleh media berita palsu," kata Trump, dalam pernyataan di media sosial Truth Social.
Menurut Trump klaim WSJ bahwa dirinya mengirim surat ke Epstein salah, memfitnah, tidak berdasar, dan merendahkan.
WSJ pada Kamis mengangkan artikel bahwa Trump diduga mengirim surat ucapan selamat ulang tahun kepada Epstein. Ucapan selamat ditulis di dalam gambar seorang perempuan telanjang.
Editor: Anton Suhartono