Protes Aung San Suu Kyi, Musisi Ini Kembalikan Penghargaannya
DUBLIN, iNews.id – Musisi dan aktivis Irlandia, Bob Geldof, mengembalikan penghargaan Kebebasan Kota Dublin yang diperolehnya sebagai bentuk protes terhadap Aung San Suu Kyi, terkait pembantaian terhadap Muslim Rohingya. Pemimpin Mynamar itu juga mendapat penghargaan serupa, sehingga Geldof merasa malu memilikinya.
"Hubungannya dengan kota (Dublin) telah mempermalukan kita semua. Kita menghormatinya, tapi sekarang dia mengejutkan dan mempermalukan kita," kata Geldof, seperti diktutip dari BBC.
Geldof mengembalikan penghargaan itu di City Hall, Senin (13/11/2017).
Kecaman juga datang dari musisi Irlandia U2 yang mengkritik dan mendesak agar Suu Kyi segera mengambil sikap tegas terkait Rohingya. Mereka berharap kekerasan kepada etnis Rohingya dihentikan.
Pada bulan lalu, Dewan Kota Oxford juga mengambil penghargaan dari Suu Kyi yang diserahkan pada 1997. Pejabat Dewan Kota Oxford Bob Price mengatakan mengambil anugerah seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya. Menurut Price, orang-orang takut dengan situasi di Myanmar saat ini.
Perguruan Tinggi St Hugh di Universitas Oxford, tempat Suu Kyi belajar politik, pun telah melepas gambar peraih Hadiah Nobel itu yang dipajang di kampus.
Suu Kyi menghadapi kritik keras atas tuduhan pembersihan etnis terhadap Muslim Rohingya. Ketidaktegasan Suu Kyi juga dikutuk oleh para pemimpin internasional dan kelompok hak asasi manusia (HAM). Apalagi, Suu Kyi enggan mengakui kekerasan militer yang terjadi.
Kekerasan di Negara Bagian Rakhine dimulai sejak 25 Agustus ketika militan Rohingya menyerang pos keamanan. Tindakan inilah yang kemudian memicu kekerasan militer Myanmar terhadap Muslim Rohingya.
Militer Myanmar menyatakan bahwa pihaknya hanya memerangi militan dan menyangkal jika kekerasan yang mereka lakukan ditujukan kepada warga sipil. Pada kenyataannya mereka membantai, memerkosa, dan membakar permukiman.
Kekerasan di Rakhine ini telah memaksa lebih dari 600 ribu warga Rohingya eksodus ke Bangladesh.
Editor: Anton Suhartono