Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Profil Kim Yong Nam Mantan Kepala Negara Korea Utara yang Meninggal, Diplomat Kawakan
Advertisement . Scroll to see content

Pulau di Pasifik AS Berharap Dialog 2 Korea Hasilkan Perdamaian

Sabtu, 28 April 2018 - 08:05:00 WIB
Pulau di Pasifik AS Berharap Dialog 2 Korea Hasilkan Perdamaian
Jarak Korut dari Guam. (Foto: Australia Plus ABC)
Advertisement . Scroll to see content

HAGATNA, iNews.id - Hasil pembicaraan antara Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un dan Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae In di perbatasan kedua Korea, Jumat (27/4), dinantikan oleh dunia. Bahkan, pulau-pulau kecil di tengah Pasifik juga berharap pertemuan itu bisa menghentikan ancaman serangan nuklir.

Guam, yang hanya berjarak 3.400 kilometer dari Pyongyang, Korut, menjadi sorotan geopolitik pada Agustus 2017 ketika Kim mengatakan sedang berhati-hati memeriksa rencana untuk menyerang wilayah Pasifik Amerika Serikat (AS).

Angkatan bersenjata AS menduduki sekitar 30 persen dari seluruh daratan Guam, dan ada sekitar 7.000 tentara AS yang ditempatkan di sana.

"Saya sering membandingkan hal ini dengan raksasa setinggi sepuluh kaki yang tinggal di rumah Anda. Bahkan jika raksasa itu bermaksud baik, dia hanya akan mengganggu dan menghancurkan sesuatu, dan mengganggu hidupmu, hanya dengan skala kehadiran mereka, dan itulah yang telah kami jalani selama bertahun-tahun," kata presiden Universitas Guam, Robert Underwood, seperti dilaporkan Australia Plus ABC.

Korut mengancam menyerang wilayah AS di masa lalu, dan wilayah tersebut diklaim berada dalam jangkauan senjata mereka. Terkait hal itu, Underwood menyatakan harapannya agar pertemuan kedua Korea membuahkan perdamaian.

"Kami tentu berharap pembicaraan berjalan dengan baik, tentu saja sifat tidak menentu dari posisi negosiasi Presiden Trump, sesungguhnya bukanlah sumber ketenangan. Tahun lalu ketika dia mengancam dan meluapkan kemarahan terhadap warga Korea Utara, kami merasa disandera, dan perantara kami mengatakan 'maju dan tembak'," kata Underwood.

"Namun kami berharap dan berdoa hasil baik," ujar dia menambahkan.

Ketika Korut meningkatkan ancamannya pada akhir tahun lalu, pemerintah mengumumkan rencana membangun sistem radar dengan tujuan melacak aktivitas di teritori laut nasional, yang juga diyakini memiliki fungsi pertahanan.

"Karena asosiasi bebas kami yang kompak, jika Guam jatuh, kami adalah yang berikutnya dalam barisan pertahanan AS. Kami adalah negara kecil, tetapi kami juga ingin hidup dalam damai dan tidak harus berada di tengah baku tembak antara negara-negara besar. Jadi kami berharap dan berdoa agar beberapa hasil yang baik akan mengikuti," kata mantan wakil presiden Guam sekaligus menteri negara, Sandra Pierantozzi.

Editor: Nathania Riris Michico

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut