Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Horor! 2 Pesawat Ringan Tabrakan di Udara, Pilot Tewas
Advertisement . Scroll to see content

Puluhan Orang Termasuk Bayi Tewas akibat Wabah Sipilis di Australia

Rabu, 11 Juli 2018 - 17:56:00 WIB
Puluhan Orang Termasuk Bayi Tewas akibat Wabah Sipilis di Australia
Perempuan Australia melakukan tes darah untuk mengetahui apakah tertular sifilis atau tidak. (Foto: Australia Plus ABC)
Advertisement . Scroll to see content

BRISBANE, iNews.id - Penyakit sipilis pernah menjadi wabah menakutkan beberapa abad lalu, dan sekarang kembali muncul di Australia. Sipilis memakan korban dan membunuh bayi-bayi di Negara Bagian Queensland, Australia.

Dalam enam tahun terakhir, enam bayi meninggal karena sipilis, penyakit yang menular lewat hubungan seksual yang sebenarnya hampir pernah punah di awal 2000-an. Puluhan orang juga meninggal karena mengidap penyakit tersebut.

Pada 2008, dua kasus ditemukan di Queensland, dan saat ini, 10 tahun kemudian, lebih dari 1100 kasus terjadi di wilayah itu. Bahkan dengan tambahan 200 kasus baru tiap tahun.

Wabah ini sangat berbahaya bagi perempuan hamil, yang akan menularkan bakteri spiroset Treponema pallidum kepada bayi yang dikandungnya.

"Tingkat kematian bayi mencapai 50 persen dalam situasi seperti ini. Dan bila bayinya berhasil dilahirkan hidup, ada potensi masalah jangka panjang seperti kebutaan, tuli, dan masalah kerusakan otak," kata Russell.

Selain itu, jumlah penderita terus meningkat meski obat yang tersedia, yaitu penisilin, mudah didapat dan efektif untuk mematikan bakteri tersebut. Dokter yang bekerja di sebuah klinik di Cairns, Darren Russell, mengatakan situasi saat ini tidak terkendali, berkaitan dengan wabah sipilis.

"Jadi dari hampir musnah, sifilis sekarang ini menjadi salah satu epidemi terbesar dalam tahun-tahun terakhir. Di sini kita memiliki alat uji yang bagus, perawatan yang baik, namun kita masih tidak berhasil mencegah penyebarannya. Saya prihatin penyakit ini masih terus menyebar," kata Russell.

Wabah ini dimulai dari komunitas aborigin suku Doomadgee, di Gulf of Carpentaria. Pada 2011 muncul beberapa kasus di komunitas tersebut.

Saat itu, dana untuk jasa layanan kesehatan seksual di seluruh Queensland dipotong oleh pemerintah pimpinan Menteri Utama Campbell Newman, dan para pekerja kesehatan mengaku kesempatan untuk menghilangkan bakteri tersebut tidak dapat diwujudkan.

Jumlah kasus meningkat dengan cepat dan tidak bisa dikontrol karena kebiasaan warga aborigin yang suka melakukan perjalanan. Wabah ini kemudian menyebar ke berbagai wilayah di Queensland, masuk ke Northern Territory dan juga ke Australia Selatan dan Australia Barat.

Pekerja kesehatan mengatakan tindakan yang dilakukan untuk memberantas penyakit tersebut sudah terlambat. Hal ini diakui oleh Menteri Kesehatan Warga Aborijin Ken Wyatt.

Diperlukan waktu paling sedikit lima tahun sejak dimulainya wabah bagi pemerintah negara bagian dan pemerintah Federal Australia untuk memberikan dana khusus guna mengatasi wabah sipilis.

Pada 2016, Pemerintahan Queensland dibawah Menteri Utama Anastasia Palaszczuk menjanjikan dana sekitar Rp164 miliar bagi peningkatan kesadaran akan sipilis dan juga uji klinis.

Tes darah untuk mengetahui adanya bakteri tersebut sangat dianjurkan, namun keberhasilannya tidaklah besar.

Editor: Nathania Riris Michico

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut