Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Nah, Pengacara Militer Israel Kumpulkan Bukti Kejahatan Perang di Gaza
Advertisement . Scroll to see content

Putin: Rudal-Rudal Buatan AS dan Inggris Tak Akan Ubah Situasi di Medan Perang Ukraina

Rabu, 13 Maret 2024 - 14:15:00 WIB
Putin: Rudal-Rudal Buatan AS dan Inggris Tak Akan Ubah Situasi di Medan Perang Ukraina
Presiden Rusia Vladimir Putin. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

MOSKOW, iNews.id – Presiden Rusia Vladimir Putin menilai rudal buatan AS dan Inggris yang dikirim ke Ukraina tidak akan mengubah situasi di medan perang di zona operasi militer Rusia. Hal tersebut dia sampaikan dalam wawancara dengan stasiun televisi Rossiya-1 dan kantor berita RIA, hari ini.

“Mereka (Ukraina) menggunakan rudal-rudal milik Inggris dan AS. Itu tidak mengubah situasi di medan perang. Ya, mereka hanya menyebabkan kerugian bagi kita, tentu saja. Jelas sekali. Namun pada kenyataannya, ini tidak mengubah jalannya pertempuran dan konsekuensi yang ditimbulkannya terhadap lawan,” kata Putin, Rabu (13/3/2024).

Beberapa waktu lalu, media Rusia merilis rekaman percakapan yang bocor antara empat perwira tinggi militer Jerman yang membahas kemungkinan pengiriman rudal jarak jauh Taurus ke Ukraina. Menurut para petinggi militer Jerman itu, rudal tersebut cocok dipakai untuk menyerang Jembatan Krimea.

Dalam wawancara yang sama, Putin memperingatkan negara-negara Barat bahwa negaranya secara teknis siap untuk perang nuklir. Dia juga mewanti-wanti, jika AS berani mengirimkan pasukan ke Ukraina, hal itu akan dianggap sebagai peningkatan perang yang signifikan. 

“Dari sudut pandang teknis militer, kami tentu saja siap (untuk perang nuklir),” ucapnya.

Kendati demikian, Putin mengatakan, saat ini tidak ada hal yang mendesak untuk terjadinya perang nuklir. Dia juga tidak melihat perlunya penggunaan senjata nuklir di Ukraina. 

Menurut Putin, AS sebetulnya juga memahami bahwa jika mereka mengerahkan pasukan di wilayah Rusia atau di Ukraina, Moskow akan menganggap tindakan tersebut sebagai intervensi.

“(Di Amerika Serikat) terdapat cukup banyak spesialis di bidang hubungan Rusia-Amerika dan di bidang pengendalian strategis,” kata Putin.

“Oleh karena itu, saya pikir tidak ada yang mendesak (untuk perang nuklir) di sini, namun kami siap untuk itu,” ujarnya.

Perang di Ukraina telah memicu krisis paling dalam pada hubungan Rusia dengan Barat sejak Krisis Rudal Kuba 1962. Putin pun telah beberapa kali memperingatkan bahwa tindakan negara-negara Barat berisiko memicu perang nuklir, jika mereka mengirimkan pasukan untuk berperang di Ukraina.

Putin mengirimkan puluhan ribu tentara Rusia ke Ukraina pada Februari 2022. Langkah tersebut memicu agresi militer skala penuh setelah delapan tahun berlangsungnya konflik di Ukraina Timur antara pasukan Ukraina di satu pihak, dan rakyat Ukraina yang pro-Rusia serta proksi-proksi Rusia di pihak lain.

Para pemimpin Barat telah bersumpah untuk mengalahkan Rusia di Ukraina. Akan tetapi, setelah dua tahun perang, pasukan Rusia tetap menguasai seperlima wilayah Ukraina.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut