Putin Sebut Ada Kekuatan yang Tidak Ingin Hubungan Rusia-AS Baik
MOSKOW, iNews.id - Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut ada kekuatan di Amerika Serikat (AS) yang ingin mengorbankan hubungan kedua negara.
Usai pertemuannya dengan Presiden Donald Trump di Helsinki, Finlandia, Senin (16/7), muncul kritikan di Washington soal campur tangan Rusia dalam pilpres AS 2016. Trump dianggap tak bersikap tegas kepada Putin, bahkan cenderung membela koleganya itu, saat jumpa pers.
"Kita lihat bahwa ada kekuatan di AS yang dengan mudahnya siap mengorbankan hubungan Rusia-Amerika demi ambisi mereka," kata Putin dalam pidatonya kepada para duta besar Rusia di Moskow, seperti dikutip dari AFP, Kamis (19/7/2018).
Sikap Trump yang terkesan membela Putin menuai kecaman, tak hanya dari kubu oposisi yakni Demokrat, tapi juga Republik. Trump dituding berpihak kepada Putin terkait penilaiannya kepda badan intelijen AS yang menuduh campur tangan Rusia dalam pilpres 2016. Trump pun mengaku salah ucap saat konferensi pers itu.
Namun Trump juga mengecam orang yang tidak menginginkannya berhubungan baik dengan Putin. Dia menyebut ada banyak orang yang justru ingin melihatnya berseteru dengan Putin.
"Begitu banyak orang dengan kecerdasan lebih tinggi menyukai konferensi pers saya di Helsinki. Putin dan saya mendiskusikan banyak hal penting pada pertemuan kami sebelumnya. Kami bergaul dengan baik, ada yang benar-benar merasa terganggu, banyak pembenci yang ingin melihat sebuah pertandingan tinju. Hasil besar akan tiba!" cuit Trump.
Dia juga menyebut orang-orang yang ingin melihatnya berseteru dengan Putin sebagai penderita 'sindrom sakit jiwa Trump'.
Cuitan itu keluar sehari setelah Trump mengakui melewatkan satu kata dalam konferensi pers, sehingga pernyataannya terkesan mendukung Putin bahwa tidak ada campur tangan Rusia dalam pilpres AS. Trump juga menegaskan, menerima penilaian badan intelijen AS soal adanya campur tangan Rusia.
Dia sudah mengecek kembali transkrip ucapannya dan menyadari ada yang perlu diperbaiki.
"Kalimatnya seharusnya, 'Saya tidak melihat alasan mengapa itu 'mungkin' atau 'mengapa itu bukan Rusia' Semacam kalimat negatif ganda," ujarnya.
"Saya menerima kesimpulan badan intelijen bahwa campur tangan Rusia pada pilpres 2016 terjadi. Bisa jadi orang lain. Ada begitu banyak orang di luar sana," katanya, menambahkan.
Trump mengatakan campur tangan itu tidak punya dampak terhadap hasil pilpres, yakni kemenangannya atas Hillary Clinton. Namun Trump enggan merespons saat wartawan bertanya apakah dia akan mengecam Putin.
Kubu Republik maupun Demokrat kaget ketika Trump mengeluarkan pernyataan yang memihak Rusia dan mengabaikan kerja intelijen negaranya sendiri.
Bahkan salah satu pendukung Trump di Republik, Newt Gingrich, menilai komentar itu merupakan kesalahan paling serius dalam masa kepresidenannya.
Editor: Anton Suhartono