Putri Mantan Agen Ganda Rusia yang Diserang Senjata Kimia Buka-bukaan
LONDON, iNews.id - Yulia Skripal, putri mantan agen ganda Rusia korban serangan senjata kimia di Salisbury, Inggris, Sergei Skripal, muncul ke media untuk pertama kalinya, Rabu (23/5), setelah keluar dari rumah sakit.
Yulia mengaku ingin pulang ke Rusia suatu saat setelah kondisinya benar-benar pulih.
"Saya keluar dari rumah sakit pada 9 April, tapi sekarang masih terus menjalani perawatan. Ke depan saya berharap bisa pulang ke rumah di negara saya," kata Yulia, dikutip dari Reuters, Kamis (24/5/2018).
Perempuan berusia 33 tahun itu, bersama ayahnya, Sergei Skripal, masih dalam pengawasan Pemerintah Inggris setelah menjadi korban serangan senjata kimia. Kondisi Yulia jauh lebih baik dibandingkan ayahnya yang harus dirawat di rumah sakit lebih lama darinya.
Yulia mengaku tidak mengerti mengapa diserang menggunakan senjata pelumpuh saraf. Bahkan dia koma selama 20 hari.
"Masih sulit bagi saya untuk berdamai dengan pemikiran bahwa kami diserang seperti itu. Saya terbangun dan mengetahui berita kami berdua telah diracuni," katanya.
Lebih lanjut Yulia mengaku beruntung, senjata pelumpuh saraf itu tak sampai membuatnya meninggal.
"Faktanya bahwa agen saraf digunakan untuk serangan yang mengejutkan ini. Kami sangat beruntung bisa diselamatkan dari usaha pembunuhan ini," ujarnya.
Menurut Yulia perawatan yang dijalaninya saat ini sangat berat. Untuk itu dia ingin fokus pada pemulihan terlebih dulu.
"Saya tidak ingin masuk ke rincian tetapi saya hanya ingin mengatakan bahwa perawatan itu invasif dan sangat menekan. Pemulihan saya dan ayah tetap menjadi prioritas," katanya.
Setelah pulih, kata Yulia, dia ingin merawat ayahnya yang juga sudah keluar dari rumah sakit.
"Hidup saya telah berubah dan sekarang saya mencoba menerima perubahan yang luar biasa, baik fisik maupun emosional," katanya.
Editor: Anton Suhartono