PARIS, iNews.id - Pengadilan Prancis akan menjatuhkan vonis terhadap saudara perempuan dari putra mahkota Saudi atas kasus pemukulan terhadap seorang pekerja. Putri Saudi itu memukul pekerja yang sedang melakukan perbaikan di apartemen mewahnya di Paris, Prancis.
Dilaporkan AFP, Kamis (12/9/2019), Hassa bint Salman, putri Raja Salman, adalah saudara perempuan penguasa de facto kerajaan, yakni Putra Mahkota Mohammed bin Salman; atau yang dikenal luas sebagai MBS.
Menilik Kehidupan Mewah Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, Raja Terlama di Dunia yang Masih Hidup
Putri berusia 42 tahun itu dituduh menginstruksikan pengawalnya, Rani Saidi, untuk memukuli Ashraf Eid, seorang tukang ledeng. Eid terlihat mengambil gambar di dalam rumah sang putri pada September 2016.
Para jaksa penuntut meminta sang putri, yang diadili secara in absentia pada Juli, dihukum enam bulan penjara karena keterlibatannya dalam tindak kekerasan yang disengaja, keterlibatan dalam kurungan ilegal, dan keterlibatan dalam pencurian.
Saidi didakwa dengan kekerasan yang disengaja, pencurian, dan kurungan ilegal.
Jaksa penuntut merekomendasikan hukuman percobaan selama delapan bulan untuk Saidi, dan denda 5.000 euro masing-masing untuknya dan sang putri.
Eid diketahui sedang bekerja di lantai tujuh blok apartemen mewah milik bangsawan Saudi di Avenue Foch -tujuan favorit jutawan asing di Paris- ketika dia dipanggil ke lantai lima untuk memperbaiki wastafel yang rusak.
Dia mengambil foto-foto kamar mandi, yang dia klaim kepada para penyelidik sebagai bagian dari pekerjaannya.
Eid mengatakan, sang putri sangat marah setelah dia menangkap bayangannya di cermin di kamera. Sang putri lalu memanggil pengawalnya, yang diduga memukuli Eid.
Eid juga mengaku diikat dan diperintahkan untuk mencium kaki sang putri.
Tukang ledeng itu mengklaim bahwa dia diizinkan meninggalkan apartemen setelah beberapa jam, usai ponselnya dihancurkan; dan pada satu saat sang putri berteriak: "Bunuh dia, anjing, dia tidak pantas hidup."
Surat perintah penangkapan atas sang putri dikeluarkan Prancis pada Desember 2017.
Saat muncul di pengadilan pada Juli, Saidi membantah memukul Eid, meskipun ada bekas luka di pergelangan tangan dan memar di wajah Eid yang menyebabkan dia diberhentikan selama lima hari.
Pengawal itu, yang menemani sang putri dalam perjalanannya di Eropa dan Amerika Serikat, adalah satu-satunya dari tiga aktor protagonis yang hadir dalam persidangan.
"Ketika saya mendengar sang putri berteriak minta tolong, saya datang dan melihat mereka mencengkeram telepon," katanya di pengadilan, merujuk pada sang putri dan pekerja itu.
"Saya menangkapnya (Eid) dan mengalahkannya: saya tidak tahu niatnya," katanya, merujuk pada Eid.
Dia menambahkan, selama 20 tahun melayani keluarga kerajaan, dia sering menemukan "kisah-kisah seperti itu".
"Orang-orang Arab menginginkan foto dan sang putri adalah seseorang yang sangat penting bagi mereka," katanya, menduga sang tukang ledeng ingin menjual foto sang putri.
Editor: Nathania Riris Michico
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku