Ratusan Muslimah Jadi Korban Pelecehan, Foto Diedit lalu Dilelang Online
NEW DELHI, iNews.id - Ratusan Muslimah dijual melalui aplikasi lelang di India. Foto-foto mereka diedit terlebih dulu sehingga tampil seperti perempuan menggoda oleh pihak tak bertanggung jawab sebelum ditawarkan secara online. Aplikasi bernama Bulli Bai itu sudah tak aktif setelah dilaporkan ke kepolisian Delhi. Foto-foto para korban tampaknya diambil dari akun media sosial masing-masing sebelum diedit.
Kasus ini terungkap setelah seorang pengguna Twitter membagikan informasi detail soal Bulli Bai beserta tautan ke platform pembuat perangkat lunak, GitHub. Pada Sabtu lalu, cuitan itu mendapat respons dari beberapa perempuan bahwa nama dan wajah mereka muncul di aplikasi tersebut.
Kepolisian Delhi lalu menyelidiki kasus ini setelah mendapat laporan dari Ismar Ara, seorang Muslimah yang juga jurnalis, salah satu korban yang wajahnya ikut terpampang. GitHub langsung menghapus aplikasi tersebut.
Menteri Teknologi Informasi Ashwini Vaishnaw dalam cuitannya, seperti dikutip dari RT, Senin (3/1/2022), mengatakan, Tim Tanggap Darurat Komputer, badan keamanan siber di bawah kementerian, juga menyelidiki kasus ini.
Ara menyebut awal tahun ini harus dilewati dengan rasa takut dan jijik. Dia juga membagikan tangkapan layar aplikasi Bulli Bai di akun Twitter-nya.
Dalam posting-an, Ara menyebut aplikasi itu memuat foto dirinya yang sudah diedit sehingga tampil seperti sosok yang cabul.
Dia juga menegaskan, istilah 'Bulli' merujuk pada referensi menghina Muslimah.
Beberapa aktivis Muslimah lainnya juga mengecam aplikasi itu. Seorang tokoh radio Sayema menegaskan insiden ini merupakan refleksi dari sistem peradilan India yang rusak serta penegakan hukum dan ketertiban yang bobrok.
Dia jug mempertanyakan apakah India negara paling tidak aman bagi perempuan.
Para netizen juga mengaitkan Bulli Bai dengan situs web serupa, Sulli Deals, yang memajang foto-foto Muslimah India untuk dijual pada tahun lalu. Situs web yang juga dibuat oleh GitHub itu juga sudah dihapus.
Editor: Anton Suhartono