MOSKOW, iNews.id – Rusia akan merayakan Hari Kemenangan pada Senin (9/5/2022) besok. Perayaan itu memang rutin digelar setiap tahun untuk memperingati kemenangan Uni Soviet atas Nazi Jerman pada Perang Dunia II.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, peringatan Hari Kemenangan antara lain akan diisi dengan upacara militer di Lapangan Merah Moskow. Dalam kesempatan tersebut, Presiden Rusia Vladimir Putin akan berpidato di hadapan tentara dan rakyatnya.
Viral! Helikopter Rusia Jatuh Tewaskan 5 Orang: Ekor Patah, Masih Nekat Terbang lalu Hantam Rumah
Tema pidato Putin besok tampaknya kembali menekankan tentang pengorbanan besar yang dilakukan oleh Uni Soviet untuk mengalahkan Adolf Hitler dalam Perang Dunia II.
Sehari menjelang pelaksanaan upacara tersebut, penduduk Kota Moskow tampak cemas namun tetap tegar ketika negara mereka bersiap merayakan hari bersejarah itu di tengah kondisi ekonomi yang terhuyung-huyung.
Pendaki Rusia Meninggal Dunia saat Menuju Puncak Everest
Sejak melancarkan agresi militer ke Ukraina pada Februari lalu, Rusia menghadapi sanksi ekonomi beruntun dari Barat—yang dianggap sebagai sanksi paling keras di era modern sekarang.
Menurut media Barat, sanksi dari Amerika Serikat dan para sekutunya telah membawa Rusia menuju krisis ekonomi terburuk sejak jatuhnya Uni Soviet pada 1991. Kendati demikian, Kremlin menyatakan bakal membangun sektor produksinya sendiri sambil mencari pasar baru di Asia.
Rusia Hancurkan Kapal Perang Rudal dan Tembak Jatuh 2 Pesawat Pengebom Ukraina
Beberapa orang Rusia mengaku cemas dan emosional mengingat ikatan keluarga yang erat antara negeri mereka dan Ukraina sekarang terpecah gara-gara konflik. Padahal, Rusia dan Ukraina selama ini menjadi rumah bagi populasi dua bangsa Slavia Timur terbesar di dunia.
“Secara emosional (konflik) itu memengaruhi kami, karena saya memiliki dua saudara perempuan yang tinggal di Ukraina,” kata salah satu warga Moskow bernama Larisa kepada Reuters.
Politikus Senior: AS Terlibat Langsung Melawan Rusia dalam Perang Ukraina
“Tentu saja, sangat sulit untuk berkomunikasi dengan mereka (sanak famili di Ukraina) sekarang. Mereka memiliki perang informasi sendiri yang sedang terjadi sekarang,” ujarnya.
Italia Menentang Intervensi NATO di Ukraina: Itu Akan Memicu Perang Dunia Ketiga!
Akan tetapi, Larisa juga mengatakan bahwa patriotisme kini meningkat di kalangan masyarakat Rusia.
“Di Rusia secara keseluruhan, ada banyak kohesi sekarang di antara warga sehubungan dengan peristiwa (perang di Ukraina) ini. Yang bisa saya katakan adalah, patriotisme sedang tumbuh,” kata perempuan itu.
Jajak pendapat menunjukkan sebagian besar orang Rusia mendukung operasi militer Moskow di Ukraina. Tingkat persetujuan atau dukungan dari rakyat negeri beruang merah kepada Putin pun telah meningkat lebih dari 14 poin persentase, menjadi 81,5 persen sejak dimulainya agresi tersebut.
Hari Kemenangan adalah hari libur utama di Rusia. Di masa lalu, Uni Soviet—yang terdiri atas Rusia, Ukraina, dan republik-republik Soviet lainnya—telah kehilangan 27 juta penduduknya dalam Perang Dunia II. Jumlah korban tersebut lebih banyak dari negara lain mana pun pada masa itu.
Dalam beberapa tahun terakhir, Putin mencerca upaya Barat untuk merevisi sejarah dengan mengecilkan kemenangan Soviet di Perang Dunia II.
Putin mengatakan, dia meluncurkan operasi militer khusus di Ukraina untuk mencegah Barat menggunakan negara tetangganya itu untuk mengancam Rusia. Tak hanya itu, dia juga menyebut operasi tersebut untuk membasmi kelompok nasionalis berbahaya.
Dalam tradisi upacara peringatan Hari Kemenangan di Lapangan Merah Moskow, presiden Rusia biasanya membakar semangat rakyatnya dengan menyebut lafaz “ura”, lalu diikuti oleh teriakan para tentara yang hadir dalam perayaan itu. Setelah itu, mereka bersama-sama mendengarkan atau menyanyikan lagu kebangsaan Rusia.
Berdasarkan hasil penelusuran iNews.id secara mendalam, serta disadur dari berbagai sumber kompeten termasuk dari RT.com, kata “ura” dapat diartikan sebagai “hore”, yang bermakna sebagai seruan kemenangan.
Seruan “Uraa!” juga digunakan pada Perang Dunia II ketika pasukan Soviet menyerang Jerman. Di dalam situasi sulit, mereka senantiasa meneriakkan “Uraa! Uraa!”.
Oleh karena itulah, kata ura selalu digunakan oleh pasukan Uni Soviet (Rusia) untuk membangkitkan semangat dan mental patriotisme para prajuritnya setiap menjalankan misi perang.
Pada peringatan Hari Kemenangan besok, akankah Putin dan tentaranya meneriakkan “ura” lagi? Kita tunggu saja.
Editor: Ahmad Islamy Jamil
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku