Redakan Ketegangan AS dan China, Joe Biden dan Xi Jinping Akan Bertemu Virtual Senin

WASHINGTON, iNews.id - Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan mitranya dari China, Xi Jinping, diperkirakan akan bertemu secara virtual pada Senin mendatang. Pertemuan tersebut diharapkan bisa mencairkan suasana di tengah meningkatnya ketegangan hubungan kedua negara.

Beberapa sumber mengonfirmasi rencana pertemuan kedua pemimpin pada Senin, namun belum diumumkan secara resmi.

Baca Juga

Profil Gabriele Nunziati, Jurnalis Italia yang Dipecat karena Tanya Tanggung Jawab Israel di Gaza

Pertemuan terbaru secara virtual antara Biden dan Xi ini sebenarnya sudah disepakati bulan lalu saat pertemuan antara Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan dan pejabat urusan luar negeri China, Yang Jiechi, di Zurich, Swiss. 

Gedung Putih menyatakan, Sullivan menyuarakan keprihatinan tentang tindakan China di Laut China Selatan, isu hak asasi manusia (HAM), serta kebijakan China soal Hong Kong, Xinjiang, dan Taiwan.

Baca Juga

Presiden China Xi Jinping Ingatkan soal Perang Dingin di Pertemuan APEC

"Kita pada prinsipnya punya kesepakatan untuk mengadakan pertemuan bilateral virtual sebelum akhir tahun. Diskusi tingkat kerja sedang dilakukan untuk mematikan rinciannya," kata seorang sumber pejabat senior, dikutip dari Reuters, Jumat (12/11/2021).

Baca Juga

Menlu Blinken: AS dan Sekutu Bakal Bertindak jika China Berani Serang Taiwan

Hubungan AS dan China berada di titik terendah sejak Perang Dingin dipicu beberapa masalah, mulai dari asal mula Covid-19 hingga perluasan persenjataan nuklir China. Para pejabat AS yakin pertemuan langsung Biden dan Xi merupakan cara terbaik untuk mencegah semakin merosotnya hubungan kedua negara raksasa ekonomi itu.

Biden dan Xi sebenarnya memiliki momen hadir di satu forum internasional, namun tak akan melakukan pembicaraan langsung, yakni KTT Kerjas Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) pada Jumat pagi.

Momen lain, Xi kemungkinan akan mengundang Biden untuk menghadiri Olimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing.

Mereka terakhir berbicara pada 9 September. Percakapan selama 90 menit melalui telepon itu fokus pada masalah ekonomi, perubahan iklim, dan Covid-19.

Editor: Anton Suhartono