Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Aljazair Sebut Penjajahan Prancis Kejahatan dan Tuntut Ganti Rugi, Ini Jawaban Paris
Advertisement . Scroll to see content

Redam Kemarahan Warga Prancis, Macron Akan Naikkan Upah Minimum

Selasa, 11 Desember 2018 - 14:09:00 WIB
Redam Kemarahan Warga Prancis, Macron Akan Naikkan Upah Minimum
Presiden Prancis Emmanuel Macron. (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

PARIS, iNews.id - Presiden Prancis Emmanuel Macron meluncurkan rencana darurat ekonomi dan sosial untuk menjinakkan aksi protes Rompi Kuning. Macron menawarkan untuk meningkatkan upah minumum dan pemotongan pajak untuk pensiunan.

Dalam pidato yang disiarkan secara nasional, Macron meyakinkan para pemilihnya bahwa dia mendengar kemarahan dan kegeraman mereka. Dia mengakui tanpa keraguan, bahwa pihak berwenang belum dapat memberikan tanggapan yang cukup cepat dan kuat selama satu setengah tahun.

"Saya mengambil bagian tanggung jawab saya," kata Macron, seperti dilaporkan Xinhua, Selasa (11/12/2018).

Berjanji merespons dengan cepat aksi protes yang bergulir pada Sabtu lalu, Macron mengumumkan upah minimum akan naik sebesar 100 Euro atau setara dengan Rp1,6 juta per Januari 2019 tanpa biaya tambahan.

Macron juga memutuskan menghapus pajak atas uang lembur, memotong pajak untuk pensiunan, dan menawarkan bonus akhir tahun kepada pekerja. Sementara itu, dia menolak untuk meninjau pajak kekayaan.

"Saya meminta pemerintah dan parlemen untuk melakukan apa yang diperlukan agar seseorang dapat hidup lebih baik dari pekerjaannya dari awal tahun depan," imbau Macron.

Dimulai pada 17 November, gerakan "Rompi Kuning" awalnya adalah aksi protes terhadap kenaikan pajak bahan bakar, yang menurut Macron diperlukan untuk memerangi perubahan iklim.

Belakangan, gerakan itu berubah menjadi aksi yang lebih besar, memprotes pengeluaran rumah tangga dan biaya hidup yang tinggi yang disebabkan oleh reformasi fiskal dan ekonomi presiden.

Para demonstran menilai kebijakan itu mendukung orang kaya dan hanya memberikan sedikit keuntungan bagi mereka yang membutuhkan.

Beberapa pengunjuk rasa mendesak Macron untuk mundur. Banyak dari para demonstran yang membuat macet jalan raya dan terowongan, memblokir akses ke pusat perbelanjaan selama belanja sebelum natal, dan menghancurkan toko-toko di Paris.

Editor: Nathania Riris Michico

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut