Ribuan Warga Sipil Gaza Dibantai Israel, Mesir: Itu Tak Bisa Disebut Membela Diri
KAIRO, iNews.id – Mesir menolak untuk menganggap tindakan militer Israel di Jalur Gaza sebagai pembelaan diri yang sah. Pasalnya, tindakan tersebut menyebabkan kematian ribuan warga sipil di wilayah Palestina itu.
“Tidak ada pembenaran atas kematian warga sipil di Gaza. Kami tidak akan menerima upaya untuk membenarkan tindakan ini sebagai hak sah untuk membela diri,” kata Menteri Luar Negeri Mesir, Sameh Shoukry, saat konferensi pers bersama dengan Menlu AS Antony Blinken dan Menlu Yordania Ayman al-Safadi, akhir pekan ini.
Shoukry menuturkan, serangan Israel terhadap warga sipil dan upaya untuk memaksa warga Palestina mengungsi ke wilayah lain tidak dapat dianggap sebagai hak untuk membela diri.
Sementara al-Safadi mencatat bahwa negara-negara Arab lainnya juga menolak untuk menganggap tindakan Israel di Jalur Gaza sebagai pembelaan diri.
Pada 7 Oktober, kelompok pejuang Hamas meluncurkan Operasi Banjir al-Aqsa dengan melakukan serangan roket besar-besaran terhadap Israel dari Jalur Gaza. Israel lalu melancarkan serangan balasan dan memerintahkan blokade total terhadap Jalur Gaza, rumah bagi lebih dari 2 juta orang.
Zionis juga memutus pasokan air, makanan, dan bahan bakar ke wilayah Palestina itu. Pada 27 Oktober, Israel melancarkan serangan darat besar-besaran di Jalur Gaza untuk melenyapkan pejuang Hamas dan menyelamatkan para tawanan.
Meningkatnya konflik tersebut telah menyebabkan kematian sekitar 1.400 orang di Israel dan lebih dari 9.000 orang di Jalur Gaza. Situasi itu juga meningkatkan risiko konflik regional yang lebih luas karena kekhawatiran akan keterlibatan Iran atau kelompok Hizbullah di Lebanon dalam konflik tersebut.
Editor: Ahmad Islamy Jamil