Ribuan Warga Thailand Turun ke Jalan, Tuntut PM Paetongtarn Shinawatra Mundur
BANGKOK, iNews.id - Ribuan pengunjuk rasa di ibu kota Thailand, Bangkok, menuntut Perdana Menteri (PM) Paetongtarn Shinawatra mundur. Desakan ini muncul setelah panggilan teleponnya dengan mantan pemimpin Kamboja Hun Sen bocor.
Melansir BBC, dalam panggilan telepon yang membahas insiden terbaru di perbatasan kedua negara, Paetongtarn menyapa Hun Sen sebagai 'paman', dan mengatakan seorang komandan militer Thailand yang menangani perselisihan tersebut hanya ingin terlihat keren dan mengatakan hal-hal yang tidak berguna.
Panggilan telepon tersebut memicu kemarahan publik. Namun, Paetongtarn segera meminta maaf dan membela percakapan di telepon tersebut sebagai teknik negosiasi.
"Hak rakyat untuk berunjuk rasa, asalkan damai," ucap Paetongtarn sebelum berangkat mengunjungi Thailand utara yang dilanda banjir dikutip, Minggu (29/6/2025).

Demonstrasi pada hari Sabtu merupakan yang terbesar sejak partai Pheu Thai berkuasa pada tahun 2023. Ribuan orang menerjang hujan monsun dan memblokir jalan di tugu peringatan perang Monumen Kemenangan di Bangkok sembari mengibarkan bendera Thailand dan memegang plakat bertuliskan slogan-slogan seperti "PM adalah musuh negara".
Salah satu peserta demonstrasi berusia 70 tahun, Seri Sawangmue mengatakan kepada AFP bahwa dia disana untuk melindungi kedaulatan Thailand dan mengatakan bahwa PM Paetongtarn tidak layak.
"Saya telah melalui banyak krisis politik dan saya tahu ke mana arahnya," tuturnya.
Paetongtarn merupakan putri Thaksin Shinawatra, mantan perdana menteri yang digulingkan dan kembali ke Thailand Agustus lalu setelah 15 tahun mengasingkan diri. Dia baru menjabat selama 10 bulan dan merupakan perdana menteri perempuan kedua di negara itu, setelah bibinya Yingluck Shinawatra.
Para pengunjuk rasa menuntut diakhirinya kepemimpinan Shinawatra.
Demonstrasi tersebut diselenggarakan oleh sebuah koalisi yang telah memprotes pemerintahan yang dipimpin Shinawatra selama lebih dari dua dekade. Selain bendera dan plakat, orang-orang membawa payung untuk melindungi diri dari hujan.
Pada hari Selasa, Mahkamah Konstitusi akan memutuskan apakah akan menerima petisi dari para senator yang meminta pemecatan Paetongtarn karena dugaan ketidakprofesionalan atas panggilan telepon kepada Hun Sen.
Sebagai informasi, panggilan telepon tersebut membahas tentang pertikaian terkini antara Kamboja dan Thailand, yang menyebabkan ketegangan meningkat pada akhir Mei setelah seorang tentara Kamboja tewas dalam bentrokan perbatasan. Kejadian ini membuat hubungan kedua negara mencapai titik terendah dalam lebih dari satu dekade.
Namun, ketegangan antara kedua negara tersebut sudah ada sejak lebih dari satu abad lalu, ketika perbatasan dibuat setelah pendudukan Prancis di Kamboja.
Keduanya telah memberlakukan pembatasan perbatasan satu sama lain, sementara Kamboja telah melarang impor dari Thailand, mulai dari makanan hingga listrik, serta drama televisi dan sinema Thailand.
Meski ada ketegangan antara negara mereka, persahabatan keluarga Shinawatra dengan keluarga Hun Sen sudah terjalin selama beberapa dekade. Ayah Hun Sen dan Paetongtarn menganggap satu sama lain sebagai saudara baptis.
Editor: Aditya Pratama