BAGHDAD, iNews.id - Dua roket menghantam pangkalan udara Al-Balad, utara Baghdad, Kamis (5/12/2019) malam. Ini serangan terbaru terhadap pangkalan-pangkalan yang menampung pasukan AS yang membuat waspada para pejabat Amerika Serikat (AS).
Serangan itu terjadi ketika AS mempertimbangkan mengerahkan antara 5.000 hingga 7.000 pasukan baru ke Timur Tengah untuk melawan musuh bebuyutannya Iran.
Inilah Kerajaan Eswatini, yang Rajanya Poligami Gila-gilaan hingga 70 Istri
"Serangan Kamis dengan roket Katyusha tidak menyebabkan korban atau kerusakan material, tetapi hampir," kata seorang pejabat AS, kepada AFP.
AS prihatin dengan serentetan serangan baru-baru ini ke pangkalan-pangkalan mereka Irak, di mana sekitar 5.200 tentara AS dikerahkan membantu pasukan Irak memastikan para jihadis tidak berkumpul kembali.
Serangan-serangan itu, yang menargetkan pangkalan atau kedutaan besar AS di Baghdad, rata-rata terjadi lebih dari satu per pekan selama enam minggu terakhir.
"Ada lonjakan serangan roket," kata seorang pejabat AS lainnya.
Dia menyebut, meskipun tidak menyebabkan korban namun ada sedikit kerusakan. Hal itu memiucu kekhawatiran semakin meningkat di kalangan pejabat AS.
Lima roket menghantam pangkalan udara Al-Asad pada 3 Desember, hanya empat hari setelah Wakil Presiden AS Mike Pence mengunjungi pasukan di sana.
Sumber-sumber keamanan mengatakan mereka percaya Kataib Hezbollah, sebuah faksi kuat Syiah yang dekat dengan Iran dan masuk daftar hitam oleh AS, bertanggung jawab.
Lebih dari puluhan roket menghantam pangkalan udara Qayyarah di Irak utara bulan lalu, salah satu serangan terbesar dalam beberapa bulan terakhir yang terjadi di lokasi pangkalan AS.
Belum ada klaim tanggung jawab atas serangan itu dan AS tidak menyalahkan faksi tertentu.
Tetapi Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyalahkan serangan serupa terhadap kelompok-kelompok yang berpihak pada Iran.
Iran memegang kendali besar di Irak, terutama di antara elemen-elemen garis keras Hash al-Shaabi, pasukan paramiliter yang sebagian besar terdiri dari milisi Syiah yang didukung oleh Iran.
Editor: Nathania Riris Michico
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku