Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Memilukan, Bocah 5 Tahun Tewas Terjepit Travelator di Resor Ski Jepang
Advertisement . Scroll to see content

Rollercoaster di Jepang Ditutup Setelah 4 Pengguna Patah Tulang

Kamis, 26 Agustus 2021 - 11:52:00 WIB
Rollercoaster di Jepang Ditutup Setelah 4 Pengguna Patah Tulang
Rollercoaster Do-Donpa di Taman Permainan Fuji-Q Highland Jepang ditutup setelah 4 pengguna mengalami patah tulang leher dan punggung (Foto: Fuji-Q)
Advertisement . Scroll to see content

TOKYO, iNews.id - Rollercoaster Do-Dodonpa di taman permainan Fuji-Q Highland, Prefektur Yamanashi, Jepang, terpaksa ditutup setelah beberapa pengguna mengalami patah tulang. Do-Dodonpa merupakan salah satu rollercoaster tercepat di dunia, yakni mampu berakselerasi dari 0 sampai kecepatan 180 kilometer per jam dalam 1,56 detik.

Selain itu Do-Dodonpa juga diminati banyak wisatawan lokal maupun asing karena menawarkan pemandangan menakjubkan Gunung Fuji dari ketinggian.

Pejabat pemerintah Yamanashi mengatakan, rollercoaster akan ditutup untuk menjalani pemeriksaan keselamatan setelah empat penumpang melaporkan patah tulang pada leher dan tulang punggung.

Gubernur Yamanashi Kotaro Nagasaki mengkritik operator taman hiburan karena gagal memastikan keselamatan wahananya serta tidak segera melaporkan kejadian tersebut kepada pemerintah.

"Saya kira jika mereka melapor sejak awal dan mengambil tindakan yang tepat, beberapa kecelakaan bisa dicegah," kata Nagasaki, dikutip dari The New York Times.

Data pemerintah Yamanashi mengungkap, empat korban tersebut masing-masing dua perempuan dan laki-laki berusia 30 sampai 50 tahunan. Kecelakaan terjadi antara Desember 2020 dan Agustus 2021. Ini merupakan laporan kecelakaan pertama sejak wahana dibuka pada 2001.

Sementara itu Juru Bicara Fuji-Q Highland Kimie Konishi mengatakan, petugasnya sudah memeriksa trek serta peralatan rollercoaster, termasuk mengevaluasi kecepatan setelah ada penumpang yang melaporkan terluka. Namun hasil pemeriksaan menunjukkan, tak ada masalah dengan struktur dan perlengkapan rollercoaster.

Operator juga selalu melaporkan setiap kasus kecelakaan ke polisi, namun tidak melanjutkannya ke pemerintah prefektur sampai kasus keempat pada 2 Agustus.

"Kami seharusnya melapor lebih awal. Sekarang kami berharap para korban luka bisa segera pulih," katanya.

Pemerintah prefektur menggelar penyelidikan terhadap wahana yang menantang adrenalin itu. Selama penyelidikan berlangsung taman hiburan juga akan ditutup.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut