WINA, iNews.id - Rumah tempat Adolf Hitler dilahirkan akan diubah menjadi kantor polisi. Hal itu dimumkan kementerian dalam negeri Austria, Selasa (19/11/2019).
Keputusan itu diambil setelah bertahun-tahun perselisihan di meja hijau; pemerintah berupaya mencegah bangunan itu menjadi tempat keramat neo-Nazi. Rumah itu berada di bawah kendali pemerintah pada 2016.
Iran Ledek AS karena Menjiplak Drone Shahed lalu Mengerahkannya ke Timur Tengah
Rumah berwarna kuning itu berada di Kota Braunau di perbatasan dengan Jerman, tempat Hitler lahir pada 20 April 1889.
Namun bangunan itu akhirnya 'tunduk' pada hukum dan dimiliki keluarga Gerlinde Pommer selama hampir satu abad.
Kepemilikan itu berakhir tahun ini ketika pengadilan tertinggi negara itu memutuskan berapa kompensasi yang diterima Pommer dengan melepas rumah itu.
Kementerian dalam negeri kini akan mengundang arsitek untuk mendesain rumah itu menjadi gedung kepolisian kota.
"Penggunaan rumah itu untuk polisi di masa depan harus memberikan sinyal yang jelas bahwa bangunan ini tidak akan pernah menjadi tempat untuk memperingati Nazisme," kata Menteri Dalam Negeri, Wolfgang Peschorn, seperti dilaporkan AFP, Rabu (20/11/2019).
Kompetisi arsitektur akan diluncurkan di Uni Eropa bulan ini untuk mencari desain paling bagus untuk bangunan itu. Kompetisi itu akan menyertakan para juri ahli, termasuk perwakilan kota.
Keputusan tentang desain terbaik akan dimumkan tahun depan.
Pengadilan tertinggi Austria memutuskan awal tahun ini bahwa Pommer berhak atas kompensasi sekitar 810.000 euro 900.000 dolar, kurang dari yang mereka inginkan namun masih lebih tinggi dari yang dia tawarkan semula.
Pommer menyewakan properti seluas 800 meter persegi itu ke kementerian dalam negeri sejak 1970-an. Bangunan itu memiliki beberapa garasi dan tempat parkir yang terletak di belakang gedung utama.
Pemerintah membayar sewa sekitar 4.800 euro sebulan dan menggunakannya sebagai tempat bagi warga cacat.
Namun aturan ini mulai goyah pada 2011 ketika Pommer menolak melakukan renovasi dan juga menolak menjualnya. Sejak itu, bangunan itu terbaring kosong.
Kementerian dalam negeri lalu berusaha merobohkan bangunan itu, namun rencana itu ditentang para politisi dan sejarawan.
Meskipun Hitler hanya menghabiskan waktu singkat di properti itu, namun bangunan tersebut terus menarik simpatisan Nazi dari seluruh dunia.
Setiap tahun pada hari ulang tahun Hitler, pengunjuk rasa anti-fasis menggelar rapat umum di luar gedung itu.
Editor: Nathania Riris Michico
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku