Rusia Bangun Pangkalan Kapal Perang Tenaga Nuklir di Sudan, Redam Pengaruh AS di Afrika
KHARTOUM, iNews.id - Rusia berencana membangun pangkalan untuk menampung kapal tenaga nuklir di Laut Merah wilayah Sudan untuk menambah dukungan bagi armada militernya di wilayah Afrika. Pembangunan diharapkan dapat melindungi Sudan dari pengaruh Amerika Serikat.
Rencana pembangunan sesuai dengan perjanjian dengan Khartoum yang ditandatangani oleh Perdana Menteri Sudan, Mikhail Mishustin.
Berdasarkan informasi yang disampaikan melalui situs pemerintah, Rabu (11/11/2020), "Rusia akan membangun pusat dukungan logistik di Sudan." Fasilitas tersebut nantinya akan difungsikan sebagai pangkalan operasi serta lokasi peristirahatan para tentara.
Kapasitas pangkalan militer yang akan dibangun setidaknya bisa menampung 300 personel militer dan sipil, empat kapal termasuk kapal bertenaga nuklir.
Berdasarkan koordinat yang disebutkan dalam dokumen pemerintah Rusia, pangkalan baru Kremlin akan berdiri di pinggiran utara Port Sudan.
Rusia diizinkan angkut senjata dan amunisi
Rusia juga akan mendapatkan izin untuk mengangkut senjata, amunisi dan peralatan militer yang dibutuhkan agar pangkalan itu berfungsi melalui pelabuhan dan bandara Sudan.
Kesepakatan itu dijadwalkan berlangsung selama 25 tahun - selama tidak ada pihak yang keberatan dengan pembaruannya.
Sejauh ini pihak berwenang Rusia belum menyebutkan tanggal penandatanganan perjanjian dengan Khartoum.
Moskow dalam beberapa tahun terakhir mengalihkan pandangannya ke Afrika saat memperbarui pengaruh geopolitiknya.
Sudan minta bantuan Rusia redam AS di Afrika
Angkatan bersenjata Rusia dan Sudan memandatangani kerja sama di bidang militer dan nuklir sipil pada Mei 2019 yang berlangsung hingga tujuh tahun kedepan.
Kesepakatan itu memungkinkan Sudan mendapat dukungan militer dari pasukan Rusia yang ditempatkan di Khartoum. Pada Januari tahun lalu, penasihat militer Rusia berada sangat dekat dengan pasukan militer Sudan ketika krisis politik di negara itu mencapai puncaknya.
Pada 2017, mantan Presiden Sudan Omar al-Bashir pernah meminta Vladimir Putin untuk melindungi negaranya dari Amerika Serikat saat orang nomor satu Rusia berkunjung.
Al-Bashir mengatakan kerja sama militer harus ditingkatkan untuk "melengkapi kembali" angkatan bersenjata Sudan.
Editor: Arif Budiwinarto