Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Ini Hasil Kunjungan Prabowo ke Pakistan dan Rusia, Apa Saja?
Advertisement . Scroll to see content

Rusia dan China Kompak Buat Resolusi PBB untuk Ringankan Sanksi Korea Utara

Selasa, 17 Desember 2019 - 08:04:00 WIB
Rusia dan China Kompak Buat Resolusi PBB untuk Ringankan Sanksi Korea Utara
Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri upacara penyambutan di luar Aula Besar Rakyat di Beijing, China, 8 Juni 2018. (FOTO: Jason Lee/Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

NEW YORK, iNews.id - Rusia dan China mengusulkan pelonggaran sanksi terhadap Korea Utara (Korut) yang bersenjata nuklir. Namun dengan syarat, rezim komunis itu berkomitmen atas resolusi Dewan Keamanan PBB mengenai denuklirisasi semenanjung Korea.

Proposal rancangan resolusi itu muncul pada hari yang sama ketika perwakilan utama Amerika Serikat (AS) untuk perundingan damai mengkritik pernyataan bermusuhan Korut.

Korut menerima sanksi berat dari AS dan PBB atas program nuklirnya. Namun Korut merasa frustrasi karena tak kunjung merasa lega meski telah mengumumkan moratorium pengujian rudal balistik nuklir dan antarbenua (ICBM).

"Dewan akan menyesuaikan langkah-langkah sanksi terhadap DPRK sebagaimana mungkin diperlukan mengingat kepatuhan DPRK dengan resolusi Dewan Keamanan PBB yang relevan," demikian isi draf teks resolusi, seperti dikutip AFP, Selasa (17/12/2019).

"Resolusi ini juga menggarisbawahi perlunya memiliki pendekatan yang paling menguntungkan terhadap permintaan pembebasan dari sanksi PBB yang ada terhadap DPRK untuk tujuan kemanusiaan dan mata pencaharian."

Teks tersebut, yang diperoleh AFP, juga menyatakan menyambut baik kelanjutan dialog antara Amerika Serikat dan Korut di semua level.

Seruan pengurangan sanksi itu muncul di tengah perundingan antara Korut dan AS yang terhenti sejak gagalnya pertemuan puncak pada Februari di Hanoi antara Presiden Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

Korut mengeluarkan deklarasi yang semakin lantang, bahkan menjanjikan "hadiah Natal" yang tidak menyenangkan jika AS tidak memberi solusi baru hingga akhir tahun ini.

Draf teks tersebut menyerukan: "Dimulainya kembali perundingan enam negara;" yang melibatkan China, kedua Korea, AS, Rusia, dan Jepang. Pembicaraan itu berlangsung sejak 2003-2009.

China dan Rusia, yang secara hati-hati mendukung tekanan terhadap Korut setelah uji coba nuklirnya di masa lalu, mengindikasikan pekan lalu bahwa mereka akan menolak pemberian sanksi lagi.

Editor: Nathania Riris Michico

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut